15-05-2017
Tiga bulan berlalu
Tidak terasa rasanya baru kemarin tepat ditanggal yang sama
saya menikah. Banyak perubahan? Oh jelas itu pasti.
Menikah dalam hitungan minggu bahkan bulan memang penuh
warna. Entah warna kebahagiaan, kesedihan, kesesalan, kesedihan, bahkan
kekonyolan. Oh ya sering kali saya diomongin
oleh teman-teman saya tentang indahnya menikah. Katanya menikah itu hanya indah
3 bulan di depan saja. Setelahnya, baru hidupmu harus berubah dan dimulai.
Yaps, benar-benar memulai hidup yang baru. Apalagi jika kamu menikah belum
banyak mengenal pasanganmu, tentang sifat-sifatnya. Bahkan belum sempat
memikirnya apa yang bakal kita lakukan setelah menikah.
Yang saya tahu, ada 2 tipe orang yang akan menikah dan
merubah status dari single dimana kita maunya “semau kita” dan tiba-tiba hidup
bersama dengan orang yang sudah kita kenal banget sama yang kenal-kenal saja
(It’s kinda be taaruf). Benar-benar
beda memang. Dulu sewaktu sebelum menikah sempat diwejangi sama seseorang yang
sudahh menikah. Dimana sebelum menikah, kita harus benar-benar persiapkan
pernikahan itu sematang mungkin. Bagimana kamu akan menjadikan model keluarga
kamu nantinya. Bagaimana perkejaan masing-masing kedepannya. Bagaimana harus
mengurus ini itu. Mengurus anak dan segala kesremawutan rumah tangga nantinya.
Namun, bagaimana jika menikah belum (sempat) terlalu mengenal
pasangan kita?
Bagi sebagian orang, ini mungkin terlihat istimewa. Banyak
tantangan tersendiri ketika kita menghadapi hal baru, dimana semuanya serba
baru dengan orang baru (mungkin)belum terlalu kita kenal. Ada banyak hal
tentunya. Mulai dari target hidup yang mungkin bahkan terlihat seperti konyol karena kita benar-benar memulai
dari nol. Saya yang terbiasa hidup sendiri dengan keasyikan saya, tetiba saya
harus disibukkan dengan urusan rumah tangga, memasak missal. Pun dengan suami
yang sampai sekarang harus mencari pekerjaan. Baiknya, setelah menikah ada yang
membantu mengurus rumah. Riwehnya mengurus keungan. Dimana uang menjadi sesuatu
hal yang amat sangat sensitive. Apalagi jika menikah belum sama-sama bekerja. This should be thought before getting
married.
Menikah,
Terkadang saya masih meraba-raba apa makna arti kata
tersebut.
Hari ini tiga bulan berlalu, masih sempat bingung, sebenarnya
seberapa siap waktu itu saya memutuskan untuk menikah? Memutuskan untuk
mengambil segala tanggung jawab sah sebagai suami-istri. Bagaimana sama-sama
saling mengerti. Walau sebenarnya masih tahap mengenal kembali.
Jika dilihat dari sisi bahagia. Menikah itu jelas bahagia.
Bahagia ketika kita bisa menikmati sepring berdua saat makan. Jika sebelumnya
malas masak, saking bahagianya jadi sering masak. Bahagia pula, jika biasanya
nampang poto sendirian, sekarang jadinya berdua. Jika biasanya mungkin
kemana-mana bersama teman, atau bahkan sendirian, sekarang setidaknya ada yang
mengantar atau menemani walau hanya sesekali. Bahagia.
Sedih. Tidak bisa dipungkiri kadang sesaat kesedihan itu datang.
Ah, tak baiknya rasanya berbagi kesedihan disini. Cukup saya yang tahu.
Pastinya, menikah itu penuh tantangan.
Semoga saya kuat.
Salam Autumn from Adelaide J