Adelaide, 20.06.16
2.20 AM
Bukan Hayati dan Zainuddin saja yang kisah cintanya tidak direstui karena perbedaan adat. Hampir di seluruh Indonesia punya adatnya masing-masing terkait urusan yang satu ini. Begitupun dengan Jawa. Mungkin banyak yang mengira nikah itu asal kamu mau dan dia mau lantas bahagia menuju ke pelaminan. Noooooo...
Tidak sedikit yang tau bahkan yang mungkin merasakan pahitnya kegagalan menikah karena perkara adat. Banyak sekali kepercayaan orang Jawa yang masih dijaga sampai sekarang terutama para tetua yang dipercaya untuk masalah perjodohan. Mungkin banyak yang mengira, "hello jaman sekarang masih percaya gituan? Kuno banget sih". Nah kan.
Penjodohan berdasarkan tanggal lahir atau orang jawa biasanya bilang "weton" merupakan salah satu alasan fenomenal yang sampai sekarang masih bisa dikatakan sebagai momoknya para calon2 yang akan segera menikah. heheu. Udah deket dengan "calon", eh gak jadi gara2 tidak cocok. Uhh, nyesek gak sih? *curhat hehe.
Para tetua yang paham ginian percaya terhadap hitungan weton itu masih kentel banget. Biasanya mereka menghitung weton dari pihak perempuan dan pihak laki. Kemudian dihitung2. Dannnnn,,, keputusannya cuma dua: Jodoh dan Tidak berjodoh. Pastinya aku masih gagal paham tentang hitung menghitung ini apalagi untuk percaya. Mereka bilang jika hasilnya bagus maka kedepanya mereka hidup bahagia kalau tidak cocok yah berarti banyak celaka. Well, bisa dikatakan sepeti ramalan gak sih? Hayo masih percaya beginian? Syirik kan? Kalo gak percaya, kena sidang tetua karena melanggar adat? Then how?
Nyatanya banyak sekali versi adat Jawa yang mungkin bisa dikatakan "memperibet", erhh #apasih, intinya mempersulit perjodohan. Ada yang percaya menikah harus mempertimbangkan arah rumah, gaboleh berseberangan, hadapnya rumah gak boleh gini gaboleh gitu. Ada lagi yang percaya anak pertama gaboleh nikah sama anak pertama, anak kedua, ketiga dan kesekian, hlahh terus bolehnya sama yang mana? heuh. Belum cukup itu, yang paling agak konyol dalam hidup, termasuk hidupku, ahha, perhitungan nama. Ini asli bikin galau seumur2. Hitung dihitung nama gue sama si calon misalnya, misal, dan ternyta tidak cocok dan orang tua percaya. Matihhh ajaaa sudahhh.
Dari dulu aku paling anti kalo urusan adat yang satu ini. Aku ingat betul kata guruku sewaktu MTs dulu, "Nikah itu bukan berdasarkan ketepatan hitungan tanggal, yang diprediksi ini itu, apalagi hitung hari menikah. Nikahlah dengan cara yang Islam ajarkan. Insya Allah hidup kalian bahagia", yah sekilas seperti itu, eheh. Anak SMP udah dikasih tahu macam itu, itu dulu masih polos2nya, kagak ngerti2nya. Entah akhir2 ini baru teringat dan ngerasain.
Maaf kalau bahasan ini makin gak penting. haha. Cuma sedih aja gitu, cuma alasan gitu aja gajadi nikah kah? Hemm, belum jodoh kali yak? Hehe. Entahlah. Lantas, apa reaksi seseorang yang tidak percaya tentang ini? Terutama dia bukan dari Jawa yang tentunya tidak mau cerita kasihnya dipersulit karena adat. "Kamu mau menikah saja ribet, Yasudah kamu nikah saja dengan adatmu yang meribetkanmu itu", ini kata2 yang paling ngejleb yang pernah aku denger. huhu. Lagi, "Hello, kamu itu udah belajar jauh2 ke negri orang loh, masak masih percaya mitos sih?, Terpukau aku.
Makin galau kian menjadi2. Menangis sesengukan rupanya tidak bisa mengubah semuanya, apalagi orang tua sudah bilang "Tidak". Sebernernya yang mau nikah siapa yang ribet siapa? Terkadang kesal, ketika cerita kasihmu selain terhalang adat yang berujung tidak direstui orang tua. Itu asli menyedihkan. Padahal aslinya mereka tahu akibatnya terhadap si anaknya. Beban itu pasti,trauma itu jelas. Bukan sekali dua kali, ketika dekat dengan orang, masalah weton dan tetekbengeknya ini seperti menjadi tembok besar yang harus dihancurkan sebelum lebih dekat lagi. Tidak jarang aku temui akibat gagal perjodohan, banyak dari mereka yang akhirnya tidak mau menikah, menikah tua, intinya udah capek diatur ata yang mengikat, bisa dibilang bagi kaum yang terdidik ini aneh banget dan gak masuk akal. Naudzubillah, ya Allah. Semoga aku bukan yang demikian.
"Terus aku harus gimana?"
2.20 AM
Bukan Hayati dan Zainuddin saja yang kisah cintanya tidak direstui karena perbedaan adat. Hampir di seluruh Indonesia punya adatnya masing-masing terkait urusan yang satu ini. Begitupun dengan Jawa. Mungkin banyak yang mengira nikah itu asal kamu mau dan dia mau lantas bahagia menuju ke pelaminan. Noooooo...
Tidak sedikit yang tau bahkan yang mungkin merasakan pahitnya kegagalan menikah karena perkara adat. Banyak sekali kepercayaan orang Jawa yang masih dijaga sampai sekarang terutama para tetua yang dipercaya untuk masalah perjodohan. Mungkin banyak yang mengira, "hello jaman sekarang masih percaya gituan? Kuno banget sih". Nah kan.
Penjodohan berdasarkan tanggal lahir atau orang jawa biasanya bilang "weton" merupakan salah satu alasan fenomenal yang sampai sekarang masih bisa dikatakan sebagai momoknya para calon2 yang akan segera menikah. heheu. Udah deket dengan "calon", eh gak jadi gara2 tidak cocok. Uhh, nyesek gak sih? *curhat hehe.
Para tetua yang paham ginian percaya terhadap hitungan weton itu masih kentel banget. Biasanya mereka menghitung weton dari pihak perempuan dan pihak laki. Kemudian dihitung2. Dannnnn,,, keputusannya cuma dua: Jodoh dan Tidak berjodoh. Pastinya aku masih gagal paham tentang hitung menghitung ini apalagi untuk percaya. Mereka bilang jika hasilnya bagus maka kedepanya mereka hidup bahagia kalau tidak cocok yah berarti banyak celaka. Well, bisa dikatakan sepeti ramalan gak sih? Hayo masih percaya beginian? Syirik kan? Kalo gak percaya, kena sidang tetua karena melanggar adat? Then how?
Nyatanya banyak sekali versi adat Jawa yang mungkin bisa dikatakan "memperibet", erhh #apasih, intinya mempersulit perjodohan. Ada yang percaya menikah harus mempertimbangkan arah rumah, gaboleh berseberangan, hadapnya rumah gak boleh gini gaboleh gitu. Ada lagi yang percaya anak pertama gaboleh nikah sama anak pertama, anak kedua, ketiga dan kesekian, hlahh terus bolehnya sama yang mana? heuh. Belum cukup itu, yang paling agak konyol dalam hidup, termasuk hidupku, ahha, perhitungan nama. Ini asli bikin galau seumur2. Hitung dihitung nama gue sama si calon misalnya, misal, dan ternyta tidak cocok dan orang tua percaya. Matihhh ajaaa sudahhh.
Dari dulu aku paling anti kalo urusan adat yang satu ini. Aku ingat betul kata guruku sewaktu MTs dulu, "Nikah itu bukan berdasarkan ketepatan hitungan tanggal, yang diprediksi ini itu, apalagi hitung hari menikah. Nikahlah dengan cara yang Islam ajarkan. Insya Allah hidup kalian bahagia", yah sekilas seperti itu, eheh. Anak SMP udah dikasih tahu macam itu, itu dulu masih polos2nya, kagak ngerti2nya. Entah akhir2 ini baru teringat dan ngerasain.
Maaf kalau bahasan ini makin gak penting. haha. Cuma sedih aja gitu, cuma alasan gitu aja gajadi nikah kah? Hemm, belum jodoh kali yak? Hehe. Entahlah. Lantas, apa reaksi seseorang yang tidak percaya tentang ini? Terutama dia bukan dari Jawa yang tentunya tidak mau cerita kasihnya dipersulit karena adat. "Kamu mau menikah saja ribet, Yasudah kamu nikah saja dengan adatmu yang meribetkanmu itu", ini kata2 yang paling ngejleb yang pernah aku denger. huhu. Lagi, "Hello, kamu itu udah belajar jauh2 ke negri orang loh, masak masih percaya mitos sih?, Terpukau aku.
Makin galau kian menjadi2. Menangis sesengukan rupanya tidak bisa mengubah semuanya, apalagi orang tua sudah bilang "Tidak". Sebernernya yang mau nikah siapa yang ribet siapa? Terkadang kesal, ketika cerita kasihmu selain terhalang adat yang berujung tidak direstui orang tua. Itu asli menyedihkan. Padahal aslinya mereka tahu akibatnya terhadap si anaknya. Beban itu pasti,trauma itu jelas. Bukan sekali dua kali, ketika dekat dengan orang, masalah weton dan tetekbengeknya ini seperti menjadi tembok besar yang harus dihancurkan sebelum lebih dekat lagi. Tidak jarang aku temui akibat gagal perjodohan, banyak dari mereka yang akhirnya tidak mau menikah, menikah tua, intinya udah capek diatur ata yang mengikat, bisa dibilang bagi kaum yang terdidik ini aneh banget dan gak masuk akal. Naudzubillah, ya Allah. Semoga aku bukan yang demikian.
"Terus aku harus gimana?"
1 comments:
Sampurasun Calon Pengantin Bandung!!
Kini Balai Sartika Convention Hall, Buah Batu Bandung memiliki New Concept Design:
FULL CARPET, FULL AC & CHANDELIER
KELEBIHAN YANG DIDAPATKAN:
1. Ballroom Full AC Central, 2 Standing AC depan pelaminan dan 6 standing AC di titik tertentu
2. Gedung Full Carpet, Lampu Kristal
3. Terdapat 4 Ruang Rias Full AC, Full Karpet dan kamar mandi
4. Kursi 200 Buah & Sudah termasuk listrik 15.000 watt
5. Service dari Wedding Organizer & Wedding Consultant HIS Balai Sartika
6. Wedding Consultant Professional yang siap mendampingi Calon Pengantin
7. Security, Free Parkir dan Akses Tol & Jalan Mudah
8. Lucky Dip
9. Paket Fleksibel dapat berubah sesuai kebutuhan Calon Pengantin
10. Porsi Catering menyesuaikan kebutuhan Calon Pengantin.
Dapatkan juga spesial promo untuk booking bulan Agustus 2019!!!
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi :Zulfa (089611648377)
Post a Comment