Coba tengok! Ini adalah foto ibuk ku ketia ibuk masih mudah.
Canteeekk, manis pula.
Tak heran di era 80-an, ibuk saya ini digandrungi banyak
laki-laki. Jelas saja, wong dia ayu. Heheh tak sama dengan anak nya ini. Ibuk
saya sering sekali cerita2 tentang kisah masa mudanya. Tentang mantan
kekasih2nya dulu. Hahah. Semua diceritain. Sampai akhirnya ibuk bertemu dengan
bapak. Daaaannn muncullah aku, cling. Wkwkwk.
Semasa mudanya ibuk ini suka sekali loh pergi nyalon, noh
liat aja rambutnya yang ikal, padahal aslinya gak gitu. Beda banget sama aku.
Jauh. Cuci muka itu aja kalo pas perlu. Unlike mom unlike daughter. Wakawka.
Usut punya usut, ibuk ini dulu pernah sering di “tembung” banyak laki2. Kalo
jaman sekarang, lebih kerenya hendak dipinang. Tak jarang loh yang sering
datang ke rumah embah, sekedar membawa bingkisan dan tanda tangan, eh buah
tangan maksudnya. Hihi. Tapi sayang seribu sayang, sepertinya memang belum
berjodoh. Pulanglah mereka dengan tangan kosong.
Sempat suatu ketika, ibuk dulu kerja di Orang Cina. Eh
ternyata anaknya naksir sama ibuk saya ini. Helah dalah, cinta bersemi di
tempat kerja. Nekad datang semobil ke rumah gubug di desa, mereka hendak
melamar. Tapi malah ditolak, kerena alasan embah saya ini. Duh, katanya ibuk
tidak dianggap anak kalau menikah sama orang cina. Padahal aslinya embah saya
ini takut berpergiran jauh. Takut kalau anaknya menikah dengan orang yang jauh,
tidak sambang. Dan setelahnya ibuk saya suruh berhenti kerja di sana. Alibi nih
sebenernya. Hahah. Tau gitu kalo ibuk nikah dengan orang cina kan anaknya
cantek-cantek, cakep-cakep, sipit-sipit gitu kan ya?. Ndak seperti saya.
Wkwkwk. Piss buk. Dari sinilah ibuk saya mulai kebuka pikirannya, dan sempat
kasih wejangan, “Nduk, dimanapun jodohmu, meskipun jauh, Ibuk ikhlas yang
penting hidupmu bahagia” hoho. Tapi mikir2 juga kalo jodoh jauh, berat di
ongkos juga. Hahah
Sempat pula, ibuk hendak dilamar oleh pegawai jaksa. Noh
kurang mapan gimana cobak? Sayangnya sih bapaknya sudah agak berumur. Tapikan, Noh
kurang dewasa gimana coba. Lagi lagi namanya belum jodoh kali ya. Ujung2nya
juga gak jadi. Entah kalau yang ini aku kurang tau alasannya apa. Mungkin,
mapan belum tentu jaminan kali ya. Mungkin sih. Bukankah perempuan2 sekarang
cari calon suami yang mapan dan tampan? Hahaha. Kalo aku sih, ermmm. Haha
Lain lagi ceritanya dengan calon yang satu ini. Saking
sukanya mungkin sama ibuk saya, dia rela setiap hari datang kerumah. Kali ini
sepertinya yang enggan ibuk saya. Dia gak mau malah nemuin laki2 ini. Padahal
sudah dibawakan banyak makanan tuh. Lagi lagi belum jodoh. Eh ternyata, laki2
ini sekarang jadi bapaknya temenku. Dulu sewaktu masih SD, ibu baru ngasih tau.
“Kamu tau, dulu bapaknya si W, X, Y, Z(soalnya anaknya 4 coi) itu sempat
melamar aku tapi aku tidak mau”. Wakwakw. Dunia memang sempit gaes. Mungkin
kejadian serupa pernah terjadi kepada kalian. Ini WAJAR. Namanya juga belum
jodoh ya? :D
Lagi lagi belum jodoh. Cinta di tolak diapun gila. This is
true gaes. Ibuk pernah cerita, dulu sempat mau dilamar sama orang. Hantaran
siap diantar, kalo orang jawa bilangnya peningset. Makanan sudah matang tinggal
diantar. Waitttt, Badai Angin datang. Embah saya kok ya tiba2 terlibat adu
cekcok sama mantan calon besannya itu. Ahahaha. Usut punya usut pas ada acara
tahlilan(orang sini setiap minggu mengadakan acara kerukunan lewat pembacaan
tahlil), si calon besan kok kecelposan nuturin anaknya bilang, “sudah kalau
kamu menikah sama dia(red: ibuk saya), kau mau tinggal di atap? Rumah kecil
sempit begitu!”. Katanya sih, orang tuanya laki2 ini kaya. “orang kaya gitu”.
Si embah saya ini, TIDAK TERIMA, sudah acara lamar melamarpun kandas. Hahah.
Lagi2 lagi bukan rejeki. Dan tidak taunya, laki2 itu gila, dan masih demikian
sampai sekarang. Sempat iseng aku tanya sama ibuk saya, karena orang ini
lumayan famous di desa karena something wrongnya ini. Heheu. “Itu kenapa kok
bisa gila bapak itu?,”. “Entah, sejak tidak jadi menikah denganku dia jadi
seperti itu”, kata ibuk saya. Hahaha. Ini agak gawat kalau kasusnya sudah kayak
gini. Wawakawa. Hati2 buat perempuan, mungkin kalau kalian menolak laki2
tolaklah lamaran mereka baik2 biar mereka tidak gila. Hati2 juga buat laki2,
kalau mau melamar perempuan siapkan mental dulu, kan kalau udah kayak gini bisa
berabeee. Juga, hati2 buat orang tua yang mau menikahkan anaknya, yang
ikhlaslah, yang lego lilo, yang neriman. Kan bahaya kalau anak kadung cinta,
tadi kandas lamaranya. Hahaha. Hati2 ya?
Dan mungkin masih banyak cerita2 lainnya yang tidak ibuk
ceritakan. Sampai akhirnya ada seorang jejaka polos. Kerjanya hanya di sawah.
Tak punya pangkat tinggi seperti bapak jaksa tadi. Tampanpun tak serupawan
orang cina tadi. Tak sekaya bapak “satunya” tadi. Katanya ibuk, yang paling
lucunya itu mereka belum saling kenal, ketemu saja tidak. Bapak dulu sempat ditawarin
oleh budhenya(tetangga ibuk saya), “Man (Nama bapak saya Rusman), kamu mau
nikah tidak? Sama tetenggaku(red:ibuk)? Dia sudah tidak lagi sama si X(mantan
kekasihnya)?. Sontak bapak bilang, “Inggih, Inggih mau”. Wakwakwak. Nekad nian
bapakku ini. Dan yang paling ibuk ingat, “Nduk, bapakmu dulu itu kalau kerumah
loman(suka memberi alias dermawan) loh!”. “Dia dulu sering ngasih uang sama
aku”. Ehh, ternyata uang bisa menggait hati perempuan yess?. Hati2 gerlsss,
dikit2 boleh lah yah, tapi kalo banyak jangan mau. Entar kita dikira matre.
Hahahah
*Foto bapak sewaktu muda :D
Dan akhirnya, JODOH PASTI BERTAMU gaes. Menikahlah bapak dan
ibuk saya ini gaes. Duhhh. :D katanya sempat ada kontroversi hati gitu. Haha
entahlah. Sempat loh dulu, yah karena bapak saya orangnya sederhana, gak neko2,
ada teman ibuk saya bilang, “ya Allah mbak sampean kok yo mau menikah sama dia,
wong dia hitam gelap seperti itu”. Ini beneran terjadi. Serius. :D. Tapi
katanya, fisik itu nomer sekian kalau kalian memutuskan untuk menikah. Karena
jodoh tidak memandang fisik, yang penting mah agama nomer satu yak? Hehehe.
Setuju? :D
Begitulah singkatnya kisah romansa cinta si MIMI (ibu saya
namanya Misiah) dan si MAMAN (Bapak saya namanya Rusman) yang berujung bahagia,
walaupun ada saja goncangan badai tsumai rumah tangga. Heheh jadi pengen nikah.
Hahak. Dan merekapun pernah muda, kini usia pernikahan mereka sudah menginjak
28 tahun Januari mendatang. Dengan dikaruniani 3 anak, walaupun abang saya
sudah tiada semenjak lahir, dia tetap anak pertama bapak ibuk. Disusul saya dan
si Ragil yang sekarang sudah masuk SMA. Ibuk saya ini benar2 kepingin sekali
punya anak laki2. Tapi ia selalu bersyukur walaupun dengan 2 gadis perempuannya
ini katanya itu sudah cukup. Yah semogalah habis ini dapat anak laki2. Haha
anak laki2 mantu maksudnya. Wakawka
“Semoga kita menjadi keluarga seng bahagia lan tentrem
nggih pak buk. Meskipun hidup serba pas2an, yang penting cukup. Hidup dengan
kesederhnaan tapi penuh cinta dan kasih sayang. Maafkanlah anakmu ini belum
bisa memberi apa2. Belum bisa menjadi apa2. Maafkanlah jika terus2an merepotkan
kalian. Semoga kelak pada waktunya saya dan si Ragil bisa memberi apa yang ibuk
bapak inginkan. Tunggu suatu saat pasti kalau Allah mengijabahi doaku, semoga
kita bisa naik haji bareng nggih pak, buk. Nanti saya belikan juga mobil, biar
kita bisa jalan2 bareng hehehe. InsyaAllah pada saatnya nanti kedua anakmu ini,
bisa memuliakan kalian seperti kalian memuliakan kami sepanjang hidup kami.
Hatur nuhun atas semua yang kalian beri, semoga bermanfaat untuk kami. Dan
kelak ketika kami sukses setidaknya sedikit dari yang sudah banyak kalian
berikan bisa memberikan sedikit bahagia untuk kalian. We love you :*”
Malang, Dec 15 2015
Upiettt