Dipertengahan malam,
waktu itu, ketika aku sedang meminta ini itu kepada Sang Penguasa Bumi dan
Langit beserta semua isinya, Allah SWT, sempet terbesit dalam pikirku tentang
“Siapa Jodohku, Ya Rabb?, Seperti apa dia nanti?, Dari mana dia berasal?,
Mampukah dia menjadi imam yang selama ini saya nanti2?”,, widihhh topik berat
nihhh,, jodoh coiii. Heheheh.
Cerita ini muncul ketika
ada salah seorang teman, teman laki-laki maksudnya, dia bertanya, “Upit, emang
kamu mengharapkan laki2 yang seperti apa sih?, kriterianya gimana?”. Teman lain
lagi bertanya, “Emang kamu udah siap
nikah?”, dan yang paling ngeselin tuh, “Emang ada laki2 yang mau sama kamu?,
satu lagi, “ Laki2 mana yang berani ngelamar kamu?. Kannnn, ngeselin tuhhh. Hik
hik. Sontak, aku pun baru kepikiran. Oh iya iya, aku pun bahkan belum sempat
kepikiran mengenai topik crusial yang satu ini. Layaknya perempuan
lainnya, pasti semua mengharapkan sosok laki2 yang mampu menjadi imam yang baik
untuk membangun hidup berdua. Gitu bukan sih? Hehehe. Nah, dari situ barulah
kepikiran. Emang sosok laki2 yang gimana sih yang saya mau?. Cieeeee, mulai
mikir dewasa nih.. hihihi
Begini begini, buat yang
baca, emmm buat kamu si calon imamku maksudnya, hehehe. Katanya dalam Islam
kita bakal mendapatkan jodoh dari cerminan diri kita kan?, Nah siapa kira2 yang
jadi cerminanku? Wkwkwkwk.. Emmm, terlalu banyak yang kamu harus tahu tentang
siapa aku, bagaimana sifatku, seperti apa tingkahku. Sudahkah kita memiliki
kesamaan atau justru perbedaan? Hlahh, ini nih aku yang sering gagal paham.
Terkadang aku sering mencocok2an sendiri semua itu dengan seseorang, ciehhh
heheh, tapi kok emm seperti nya nggak pas dan aku gak ngerti kok bisa ya?. Aku
masih sering gak ngeh soal yang ginian, soal jodoh itu cerminan. Gimana sih
itu? Aku sih berharap, siapapun kamu, calon imamku, semoga kalaupun kita nanti
dipertemukan dan berjodoh amiiinnnn J, aku cuma pengen kamu menjadi imam
yang bisa menjadikanku wanita yang lebih baik, wanita yang semakin taat kepada
Allah, wanita yang bertanggung jawab sebagai istri, juga ibu buat anak2 kita.
Hehe. Satu lagi, aku pernah kepikiran punya suami “dokter” loh, heheh. Hlahh
kenapa?, gini ceritanya, saya mah orangnya sering sakit broo, sakit perut, magh
gitu, pengen gitu saat sakit ada yang “merawat”. Ada yang “memberi obat”. Always
be there for me pokoknya heheh. Nah, tapi saya kira semua laki2 itu bisa
jadi dokter lohh, dokter special untuk si istri tercintanya tentunya.
Kayaknya semua laki2 itu multitallent deh alias serba bisa, bisa ini
bisa itu. Hehe, iya gak sih?. Next, masalah profesi nih, ada seorang temenku
yang udah nikah bilang gini, “Kamu kalo cari suami itu yang mapan. Tanyain
kerjanya apa?, gajinya berapa?, sanggup enggak nanggung hidup bareng? Nikah itu
enggak asal2an nduk, dipikir mateng2. Ojo grusah grusuh!”. Ada benarnya
juga sih, cuman aku kok sempat galau kalo ada temen yang bilang, “kamu kira2
mau nggak nikah sama orang yang belum kerja tetap, penghasilan belum tentu?”,
hwaaa,, kok makin rumit gini ya coi, heuu. Yahh simple aja sih kalo
menurutku, yang penting kan usaha dulu, perkara gituan bukannya Allah sudah ngatur? Yang penting usaha dulu.
Katanya, Allah akan mempermudah rezeki buat kalian yang udah nikah. Jadi nggak
perlu khawatir. Hehe. Tapi, emm.. kalo kita melihat kurs $$$$$ makin naik,
hidup juga butuh tabungan dannnn….. sebagainya itu. Heheh. Nah, buat kamu calon
imamku, hehe, apapun profesimu, yang penting profesimu itu mulia, berguna buat
dunia dan akhirat, berguna untuk bangsa dan Negara, insyaAllah jika Allah
meridhoi kita berjodoh, kita akan jodoh kan? J.
Katanya jodoh itu pasti
bertamu. Nah ini aku lagi nungguin kamu bertamu. Hehehe.
Enggak tau kenapa, aku
kok yakin banget, ketika jodoh itu sudah dikasih, “Nyohhh Pit jodohmu teko”,
dia pasti gak neko2, sudah pasti dia bakal datang ke rumah, minta ke Bapak ku,
kalo orang Jawa bilangnya, “nembung”, menanyakan kepada si Bapak, untuk
segera meminang si gadisnya ini untuk dijadikan pendamping hidupnya. Hohoho.
Sudah pasti dia datang, permisi, bertamu baik2, ngomong baik2. Bukan gitu kan? J
Yaudah, saya mah pasrah,
kalaupun kamu ditakdirkan lebih cepat dari yang saya harapkan, berarti itu
rejekiku datang lebih awal, tapi kalo belum, mungkin saya diminta untuk lebih
bersabar. Bersabar untuk mendapatkan yang terbaik. Amiiiinnn J. Sekarang, mari kita siapkan diri
kita, mari saling memperbaiki diri, kalau nanti sudah waktunya, semoga kita
sama2 baik, dan terus istiqomah memperbaiki diri, dan Allah selalu memberi yang
terbaik untuk kita kelak. Amiinn..
Sekian,, terimakasih J
Ada pertanyaan??? hahahah
0 comments:
Post a Comment