Tuesday, November 15, 2016

Terimakasih Bidikmisi dan LPDP

Posted by Upiet at 12:42 AM 1 comments

Adelaide, Spring 2016

Tak pernah terbayang sebelumnya untuk bisa menikmati semerbak harumnya cheerry blossom saat musim semi di negeri kanguru bagian selatan Australia, Adelaide. Diberi kesempatan untuk melanjutkan belajar di sini itu bak membuka pintu-pintu mimpi yang masih terkunci erat. Menaruh mimpi di setiap ruang yang tersekat oleh dinding dan perlu kunci untuk membukanya satu persatu hingga mimpi itu terbuka. Tidak semudah mengejapkan mata. Namun butuh doa, nekad dan nyali besar untuk mendapatakannya.
Tepatnya 6 tahun lalu, kiranya adalah waktu dimana saya mulai tahu tentang mimpi besar itu. Yaps, kuliah. Mendengar saya ingin kuliah waktu itu, sontak ibu saya tercengang.
“Mana mungkin bapakmu bisa menguliahkan kamu nduk?”, itulah kata yang keluar pertama kali dari mulut ibu saya.
Belum selesai kemudian saya bilang, “Ini gratis kok bu, ndak dipunggut sedikitpun biaya”. “Nanti saya juga akan dapat uang hidup bulanan”.
“Sudah jangan mimpi kamu nduk, mana ada kuliah gratis”, pungkasnya singkat.
Hal yang sama yang sempat saya rasakan selepas lulus SMP, hendak melanjutkkan sekolah SMA. Berbakal dengan bantuan Rp. 5000 untuk membeli formulir pendaftaran waktu itu dari uang pemberian wali kelas saya. Nyatanya, Allah memberi jalan hingga saya bisa menyelesaikan SMK saya dengan bantuan beasiswa dan juga iuran guru-guru semasa SMP saya.
Kini lebih nekad lagi. Iya, memang masih seperti mimpi. Kuliah bukan hal yang murah. Apalagi di kampung saya masih sangat jarang orang bisa kuliah apalagi dengan beasiswa. Namun,semangat saya tidak pupus begitu saja. Saya ikut mendaftar kuliah di Universitas Negeri Malang(UM) melalui jalur Bidikmisi. Polosnya saya, saya bahkan tidak tahu ujungnya kampus UM itu dimana. Saya buta tentang kuliah. Karena semua orang waktu itu mengidamkan untuk bisa bekerja. Entah, akhirnya saya memutuskan ikut seleksi Bidikmisi. Saya lengkapi berkas persyaratannya dan kuselipkan ribuan doa di setiap lembarnya. Diantarlah oleh Bu Wiwik, guru BK di sekolah SMKku waktu itu. Bismillah.
Berbulan lamanya menanti pengumuman, sempat galau gegara teman teman saya sudah mencari jalan hidupnya masing-masing. Ada yang sudah kerja di sini di situ. Akhirnya nekad saya urus kartu kuning, kartu untuk persyatan mencari kerja. Nyaris hampir saya putus asa karena pengumuman tak kunjung tiba. Saya memutuskan ikut teman-teman untuk mencoba mengarungi nasib di Kota Batam, kota favorit untuk mengais rupiah katanya. Karena orientasi masa itu adalah kerja kerja dan kerja. Namun, tak lama sepertinya Allah membukakan pintu mimpi-mimpiku selanjutnya.
“Takdirmu lain nak, kamu diterima di Universitas Negeri Malang, Jurusan Bahasa Inggris penuh dibiayai oleh Bidikmisi”
Mendebarkan adalah ketika momen pengumuman lolosnya saya menjadi mahasiswa bidikmisi ini. Kali itu jaman warnet masih jarang, masih ingat betul waktu harus ngontel ke warnet, dan pulang tahu ketika diterima, sekuat-kuatnya saya kayuh sepedaku sesampainya di rumah, “Bu, saya keterima kuliah, kuliahhh bu. Alhamdulillah, jadi kuliah”. Tetes eluh ibu saya rasanya mengungkapkan begitu luar biasa bangganya waktu itu. Anak hanya dari seorang buruh tani berani-beraninya menantang dirinya untuk kuliah. Pilihan macam apa waktu itu?
Entah pilihan Allah mana lagi yang terbaik yang Ia pilihkan. Mengambil Bahasa inggris itu sempat menjadi mimpi buruk di awal semester. IP pas- pasan gegara background kuliah dari tata busana kemudian berjibun dengan grammar, literature, essay. Namun, perlahan hingga lulus saya bisa menyelesaikan tugas belajar saya di UM dengan baik.
Lika-liku menjadi mahasiswa bidikmisi rasanya amat sangat luar biasa. Tidak dapat dipungkiri jika suatu saat beasiswa macet turun. Muter otak bagaimanapun caranya saya bisa hidup adalah tugas kedua selain belajar. Akhirnya menjadi tukang juru reportase koran lokal menjadi andalan saya. Sempat menjajali menjadi tukang penerjemah, namun belum rejeki, karena berkerja pernah tak terupahi. Ingat betul, disaat-saat tahun akhir kuliah. Selain itu, saya juga ngalor-ngidul mencoba mengamalkan ilmu di salah satu sekolah dan bimbingan belajar juga tidak kalah bikin hidup makin serabutan. Godaan makin besar. Wira wiri malang, lelah di jalan. Hujan, malam-malam mengontrol gas sepeda motor. Sempat lagi ketika waktunya membaayar uang kos namun belum cair, sengaja bapak ibu saya mencarikan pinjaman dan mengebalikan saat uang sudah cair. Terkadang harus dicicil sampai sungkan ketika harus ditagih.   
Jika ditanya kontribusi apa yang kamu bisa berikan saat selama 4 tahun kuliah di UM dengan bidikmisi? Rasanya pertanyaan ini benar-benar membuat malu. Saya adalah mahasiswa biasa, bukan dengan IPK cumlaude dan segudang prestasi akademik yang membanggakan. Saya hanya mahasiswa yang hanya mampu menyisihkan sedikit waktunya sekedar berbagi bahagia bersama kawan seperjuangan di Formadiksi UM, walau hanya terkadang menjadi juru tulis kadang menjadi juru dana. Sesekali tiap pekan mencoba menyibukkan diri merangkai berita di LPM Siar, UKMP. Terkadang juga ikut nimbrung di HMJ Legato. Bersyukur bisa belajar dengan orang-orang hebat di sana. Mengenal uniknya mahasiswa penuh talenta dan inspirasi.
Ditengah riuhnya kuliah, saya memberanikan diri memperpanjang mimpiku. Duhai negeri kanguru, apa mungkin saya bisa kesana? Hingga pada akhirnya, 2014 selepas wisuda saya berangkat dengan lagi-lagi mimpi saya. Saya mendaftar LPDP jalur afirmasi, dikarenakan saya alumni bidikmisi dengan IPK cumlaude. Alhamdulillah, dengan ijin Allah dan restu orang tua saya, 2016 awal saya berangkat ke negeri impian, Australia. Ini bukan mimpikah?
Sembari menunggu LPDP, saya memutuskan untuk mengadibkan diri di salah satu sekolah dasar di kabupaten Malang. Mereka adalah inspirasi kesekianku untuk bisa mengejar mimpi saya. Benar-benar mengabdikan waktu dari pagi petang hingga malam petang. Demikian dan seterusnya. Pagi menyalami tangan mungil generasi emas Indonesia, siang menemani mereka yang berjuang dengan tumpukan tugas tugas sekolah dan malam sesekali memutar memori lama pelajaran sekolah untuk anak-anak di kampung saya. Melalahkan itu pasti.
Untuk bisa berada di Adelaide ini, butuh perjuangan yang cukup sayang jika hanya dikenang. Diam-diam saya apply LPDP, karena pada saat itu saya baru saja diterima menjadi guru di salah satu sekolah dasar. Setelah dinyatakan lolos LPDP, saya mengikuti tes di Surabaya. Berempat dengan kawan alumni bidikmisi, petang itu kami berangkat naik motor malam-malam. Bingung mencari tumpangan tempat tinggal. Setelah dinyatakan lolos, mau tidak mau saya harus meninggalkan sekolah saya. Ini momen terberat kesekian di saat saya harus melepas apa yang sudah saya raih dengan susah payah. Melihat wajah-wajah polos penuh harapan dari murid-murid saya adalah seperti tamparan dosa yang sekalinya pedih tercambukkan ke muka saya. Mereka yang amat sangat berat melepas saya pergi. Sempat dibuat geram gegara tidak diijinkan. Ditakuit-takuti karena jika saya keluar kemungkinan saya tidak lain akan hanya ada penyesalan. Tapi ini demi mimpi, saya dengan berat hari meninggalkan mereka. Isak tangis sesakli dengan amarah murid-murid sempat mengacaukan pikiran. Resah berhari-hari. Tiap pagi malam selalu ditanya apa kabar ustadazah(sebutan saya di sekolah)?
Sampai awal 2015, saya mengikuti PK atau persiapan keberangkatan yang merupakan persyaratan wajib penerima LPDP. Waktu itu kami berangkat bersama beberapa teman alumni bidikmisi UM lainya menuju Jogja, salah satunya adalah Sahrul Romadhon, ketua Formadiksi 2011. Kami sempat terlantar, terusir ketika mencoba menumpang di emperan Masjid, tertinggal kereta, sampai kehilangan laptop. Sungguh, keberadaan mereka adalah semangat yang tak terbayarkan. Selain itu bisa bertemu orang-orang hebat dari seluruh negeri adalah angugerah mimpi kesekian saya dalam hidup. Mengikuti pengayaan Bahasa selama 6 bulan di Bandung. Menyisihkan sedikit rupiah untuk tes IELTS yang terkenal mahal. Pagi malam hari tiada kata selain belajar dengan IELTS. Pernah dibilang terlalu ambisius karena saya terlalu bermimpi untuk bisa belajar di Australia. “Tidak”, saya katakan. Ini adalah pilihanku dan saya harus bertanggung jawab untuk pilihan dan mimpiku yang telah saya perbuat sendiri.
Kini saya berada diujung semester tahun pertama saya. Banyak hal baru yang saya pelajari disini. Dunia belajar yang cukup bebeda dari Indonesia.
Bahagia adalah ketika saya bisa mengenalkan Indonesia di luar negeri. Sering menampilkan budaya Indonesia lewat tarian dan music tradisional di hadapan ratusan warga asing terkadang membuat hati terenyuh. "Cuma ini yang saya bisa”, mungkin begitulah gumamku ketika melihat penonton antusias melihat kami. Selain belajar, sangat bersyukur sekali bisa mengenal negara ini dengan orang-orang yang baik. Ikut mengabdi di Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia(PPIA) di Adelaide, menjadi volunteer inspirasi di salah satu sekolah di sini, berbagi sedikit kisah hidup bersama mentees saya. 
Semua itu berawal hanya dari mimpi tanpa sengaja terbuka satu persatu hingga menjadi kenyataan. Alhamdulillah, berkat Bidikmisi pula saya bisa berada di sini. Menyambung mimpi-mimpi yang lain. Menyiapkan kunci untuk membukanya.  Saya yakin, setiap dari kita pasti merasakan rasanya membuka satu persatu pintu mimpimnya. Namun, setiap dari kita pasti memiliki kunci masing-masing dan cara berbeda untuk membukanya. 
Terimakasih Bidikmisi.
Terimakasih LDPD.
Terimakasih sudah mengantarkanku untuk menjemput setiap mimpiku.


Penulis:
Fitria Ningsih
Alumni Mahasiswa Bidikmisi UM 2014, 
Mahasiswi Master of Education, Adelaide University, Australia

Apasih Bedanya Kuliah di Indonesia dan di Australia? (Pengalaman Kuliah di Australia)

Posted by Upiet at 12:31 AM 3 comments

Jika sering kali teman-teman kamu bertanya, "kenapa kamu lebih memilih kuliah di Australi?, emang apa bedanya kuliah di Indonesia?"

Waitttt, sebelumnya tulisan ini sifatnya subjektif ya? Berdasakan pengalamnku aja, jadi maaf kalau nanti ada yang beda pandangan atau pemikiran. Hehe

Yaps, begini, ngomong-ngomong soal mana yang lebih baik kuliah di Indo apa di Ostrali itu yang pasti ada plus minusnya ya? Cuman kalau dibandingin dari pengalaman sewaktu kuliah di Indo dan di sini itu cukup berberda. Bedanya dimana? Nah mari simak poin berikut!
1. Sistem Tugas
      Jika dulu sewaktu S1 kebanyakan tugas yang diberi dosen adalah bikin makalah dan kemudian presentasi, presentasi, presentasi dannnn presentasi, tapi kalau di sini kebanyakan NULIS ESSAY. nah, kenapa ketika kamu tes IELTS ada tes nulis essay, karena ini akan sangat bermanfaat ketika kamu kuliah di luar negeri. Satu lagi, setiap tulisan yang kita tulis dan akan di submit alias dikumpulkan, kita harus submit lewat Turnitin(salah satu alat untuk deteksi plagiasi). Nah kita akan tahu berapa banyak similarities atau kesamaan dengan tugas teman kita atau article yang dipublish di internet ataupun juga quotaition/kutipan dari article maupun jurnal. Karena ini sangat ketat terutama jika kamu kuliah di Adelaide, dan beberapa kampus lainnya di Australia. Orang sini sangat strick banget sama yang namanya plagiasi. Beda banget sama waktu kuliah S1 dulu, dimana mungkin masih banyak copy paste dan asal comot sana sini tanpa mereferensi dengan benar. Ini sangat penting bagi kalian jika mau kuliah di luar negeri, banyak-banyaklah latihan menulis essay. Masalah grammar jelas pasti ada. Akan sangat dimaklumi jika kita sebagai mahasiswa international jika mungkin kita membuat kesalahn grammar atau bahkan model essay yang harus to the poin alias ndak mbulet.
         Di sini, biasanya assignments akan di bagi menjadi berbagai sistem. Bisa jadi lewat essay, presentasi, dan blog, tentunya dengan bobot masing-masing yang berbeda. Untuk essay biasanya berkisar sekitar 1500, 2500 dan 3000 kata tergantung bobot presetasenya. Untuk nulis sebanyak itu sangat tidak mudah. Kita sudah disiabkan rubric penilaian oleh dosen kita tentang apa saja yang harus ditulis dalam essay tersebut. Jadi jika nilai keluar akan sangat mengacu pada rubric yang diberikan. Ini mungkin agak sulit bagi kalian yang belum terbiasa menulis essay. Jika dulu mungkin nulis essay masih ngalor ngidul ndak jelas, mugkin bisa dilatih bagaimana menulis essay yang baik, dari introduction, body dan conclusionnya. Ini salah satu challenge pertama ketika mengerjakan assignment essay yang diberikan oleh dosen saya di sini.
       Satu hal yang paling ngtren kalau pas ngerjain assignment itu adalah DUEDATE tugas. Dimana semua akan hetic dengan detik-detik pengumpulan tugas. Kebetulan aku orangnya bukan yang well prepared dimana kurang seminggu udah disubmit. NOOOOO. Entah kenapa ide itu muncul saat detik detik 5 jam sebelum tugas dikumpukan. Bayangkan dalam sehari selesei 2000 kata misal. Ini contoh yang baik. Hehe. Harusnya tugas paling tidak sehari sebelum dikumpulin harusnya selesei. Oh ya, di kampusku, di Uni Adelaide, ada writing centre, dimana kita bisa konsultasi tugas maupun mengecekkan tugas kita sama staff yang kerja disana. Biasanya mereka akan bantu kita menyusun tugas kita atau kasih saran bahkan sekedar cek grammar. Ini salah satu fasilitas yang dibuka untuk umum. Jadi FREE, tinggal kita datang ke HUB dan nunggu deh. Mungkin ini jarang ditemuin di Indo karena kita jarang dapet tugas untuk menulis essay. Yaah kan??? :D
2. Cara Belajar
      Kita di sini dituntut untuk belajar mandiri. Semua course atau matakuliah yang kita ambil, materi, PPT, list bacaan sudah disiapkan dan available bahkan sebelum kuliah di mulai. Tujuannya agar mahasiswa siap ketika datang ke kelas dengan bacaan yang diberi atau materi yang berikan per weeknya. Ini cukup sedikit berbeda dengan di Indo. Mungkin hanya beberapa dosen saja yang mempunyai cara ini untuk menyiapakan mahasiswanya agar tidak masuk ke kelas dalam keadaan ngeblank aliar holaholo. Tapi, selama satu tahun di sini, semua dosen siab dengan materi yang akan diajarkan sebelum hari H pelajaran. Kenapa kok gini? Karena kebanyakan sistem belajar kita adalah diskusi. Kebanyakan sistem belajar di sini adalah students-centered, dimana dosen hanya sebagai fasiliator. Mahasiswa lebih banyak berinteraksi dengan teman2nya untuk diskusi grup misalnya. Selain itu, setiap pelajaran, biasanya dosen akan merecord apa yang dijelaskan. Jadi ketika kuliah sudah selesei, kita masih bisa mendengarkan kembali apa yang dosen kita jelaskan. Ini enaknya kuliah di sini. Kalau di Indo, mungkin kita harus memperbanyak catatan setiap weeknya.
    Cara belajar lainnya yang menarik yaitu fasilitas pendidikan sangatlah ditunjang dengan baik oleh kampus. Rasanya jika hari2 kuliah, kampus tidak akan sepi dengan mahasiswa yang lalu lalang. Belajar di pojok-pojok ruangan didukung akses wifi yang kenceng. Apalagi perpustakaan, tempat paling rame seantero kampus, apalagi saat musim assignments. Jangan harap ada space kosong. Bahkan sampai lesehan di lantai pun udah biasa. Cukup beda kalau kita mampir ke perpus kalau ada maunya alias cuman pas semester akhir sibuk-sibuknya ngurus skripsi. heheh #pengalaman.
       Satu lagi, di sini ada yang disebut HUB, tempat pusat belajar, nongkrong dan diskusinya mahasiswa. Tempat yang paling nyaman dengan disiapin ratusan komputer, dan kursi sofa yang empuk, yang pasti bikin mahasiswa gamau balik kalau udah duduk anteng di HUB. Mungkin fasilitas ini yang agak jarang ditemuin di Indo. Bisa jadi tempat ini mirip-mirip kantin dan gasibu cuman agak gedean dimana harusnya dilengkapi tempat belajar dan diskusi.
      Ngomongin cara belajar baik in class maupun out class, intinya kita dituntut untuk lebih gesit dari biasanya. Jika di Indo kita lebih banyak ngandelin dosen ceramah di kelas, tapi disini kita yang harus lebih banyak ngomong di kelas. Yang pasti, belajar menyesuaikan dengan tempat yang baru, lama-lama kita akan terbiasa dengan cara belajar di sini dan semoga bisa ditularkan sama sistem yang di Indo.
3.  Fasilitas
      Sebagian faslitias udah dibahas dibahas di poin sebelumnya. Gak papa, dilanjutin di sini ya?
Yaps, enaknya kuliah di sini, kita dapat jatah untuk print dan foto copy dari kampus. Sebenarnya mungkin ini sudah keitung dari SPP mungkin. Cuman, setiap mahsiswa akan diberi jatah $18 setiap semesternya untuk biaya print, scan, dan FC. Ingat, di sini gak ada warnet dan tempat FC yang sebakre dekat kosan dan kampus ya? hehe. Kalau di Indo, tinggal keluar kampus pasti udah berjejer tampat print dan FC. Nah kalau di sini sudah disediain oleh kampus. Trus kalau kuota habis? yah yang pasti kita harus ngisi lagi, charge kayak pulsa gitu. Canggih pokoknya. hehe. Trus yang FC atau ngerprinin siapa?? Helloo,, oh ya disini kita dituntut mandiri, mandiri, dan mandiri, jadi segala sesuatu dialkukan sendiri. Bisa jadi, ntar sesudah lulus bisa buka tempat Fotocopian mah ini. Hehe
    Ngomong soal fasilitas mah gak bakal ada habisnya. Mulai dari spot belajar paling asik, tempat ngopi dan jajan paling murah, kitchen buat makan siang, tempat refreshing saat assignment numpuk sepertinya udah lengkap di kampus. Tinggal pinter-pinter kita memanfaatinya aja. Sama halnya di Indo yang juga gak kalah kan? Cuman kitanya mungkin yang kurang peka dan kurang seidkit nyaman untuk memanfaatkanya.
.
.
.
.
.
.
.
Masih banyak yang akan aku tulis disini, terutama tentang pelayanan kampus terhadap mahasiswanya dan banyakkk lagi tentang cerita dosen dan teman kelas.
Tunggu di tulisan selanjutnya yah?
stay tuned.

^--------^

Friday, October 21, 2016

Me-Guru ke Negeri Kangguru (Pengalaman kuliah di Australia)

Posted by Upiet at 9:06 PM 4 comments
Tidak terasa sudah 8 bulan lamanya berjuang di negeri orang, Adelaide South Australia.  Suatu kebanggaan tersendiri bisa menuntut ilmu di Adelaide University dengan di biayai oleh BPI Afirmasi LPDP. Tentunya banyak hal baru yang jauh berbeda dengan tanah kelahiranku, Indonesia. Beda budaya sudah pasti jelas. Orang bilang ini fase-fase “Culture Shock”, dimana kita akan menemui budaya baru dan tentunya memaksa kita untuk mengenal dan mempelajarinya. Begitulah yang saya rasakan. Sedikit membuka mata saya akan uniknya perbedaan di dunia ini.
Well Organised
Yapss, begitulah kesan pertama sejak mengginjakkan kaki di negeri Kangguru ini. Di sini semua serba tertib, teratur dan rapih. Bagaimana tidak terkesima ketika menyaksikan segreombolan orang menyebrang di tempat yang sama, tidak main seludur sana sini. Bagaimana tidak elok kota ini jika semua tertib membuang sampah pada tempatnya. Di Australia ini, sampah benar-benar di-manage dengan baik. Mana yang daur ulang, mana yang kompos mana yang sampah basah. Kapan juga waktu membuangnya semuapun sudah diatur dan semua orang pun teratur.  Satu lagi, Parkir. Di sini amat sangat teratur kalau urusan parkir memarkir. Jangan harap bisa parkir liar, semaunya sendiri atau sibuk dengan tukang parkir. No way. Atau kamu akan dapat surat tilang yang bakal dikirim ke rumahmu. Di sini serba canggih, jarang ada polisi berkeliaran menilang orang parkir liar, tidak pakai sabuk pengaman, tidak memakai helm saat bersepeda pun juga tak luput dari pantuan karena setiap sisi kota di lengkapi camera cctv. Sudah pasti akan ketahuan siapa-siapanya yang melangar. Itulah kenapa saya sangat kagum dengan kesadaran orang-orang sini dengan hidup tertatur dan tentunya disiplin.
On Time alias tepat waktu.
Kebiasaan hidup ngaret memang susah-susah mudah untuk menyesuaikan hidup di sini. Kenapa? Orang-orang sini serba tepat waktu. Semisal saya ada kuliah jam 8 pagi. Sudah pasti kuliah akan dimulai pada jam itu juga. Pastinya dosen datang lebih awal dan tidak suka jika ada yang terlambat. Begitu pula dengan jadwal keberangkatan bus. Alat transportasi paling ngetrend di sini yakni bus. Bus akan stop sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Kalaupun kamu telat semenitpun sudah pasti akan tertinggal dan tentunya harus menunggu bus berikutnya.
Ramah dan Respek
Satu hal lagi yang membuatku terkesima dengan kota kecil di Australia ini yakni keramahan orang-orang sini. Sempat terbesit dalam hati, “Kenapa orang sini semua ramah-ramah?”. Jika kamu bingung atau butuh bantuan, kuncinya jangan MALU, jangan malu bertanya, jangan malu menyapa. Sudah pasti mereka akan respek lebih dari yang kamu kira. Saya pernah ketika pertama kali datang ke kampus saya di Adelaide university, maklum masih baru jadi saya tidak tahu tempat-tempat di sini meskipun sudah menenteng peta dan Google Maps, saya senggaja bertanya letak tempat tersebut, dengan baiknya sayapun diantar hingga tempat yang saya mau datangi. Tidak hanya di situ, sopir bus di sini pun juga amat sangat ramah sekali. Sempat suatu hari saya nyasar karena salah turun di bus stop. Dan dengan ramahnya saya dijelaskan kemana-kemanya. Orang-orang sini sangat respek juga terntunya dengan disabilitas. Diamanapun itu mereka sangat dihargai bahkan di bus dan tempat umum mereka sangat diprioritaskan. Satu hal menarik dari kota ini begitu menjunjung tinggi respek terhadap orang lain ketika akan turun bus. Hampir semua penumpang mengucapkan “Thank You”dengan sedikit melambaikan tangan. Sungguh terkesima dengan keramahan orang sini. BEgitupun dengan para professor maupun dosen di Adelaide University terntunya. Mereka sangat welcome alias terbuka dengan muridnya jika mereka ada kesulitan. Hampir setiap pelayanan umum yang ada di Kota Adelaide ini mereka menawarkannya dengan penuh keramahan. Sekali lagi ucapan “Thank you” membuat mereka merasa lebih dihargai. Budaya”mengucapkan “Thank you”, “Sorry”, “See You”, “Have a good day”, “No worries” itu sangat kerap terdengar. Kata-kata mujarab tersebut bukti bahwa orang sini sangat ramah dan respek.
Self-Service
Bisa dikatakan untuk melatih kemandirian begitu juga dengan kejujuran. Hampir semua layanan umum terutama yang berhubungan dengan “Shopping” semua serba self service. Layaknya belanja di supermarket, barang-barang yang mau kita beli kita yang mengambil sendiri dan sudah disediakan banyak kasir untuk self-service. Kita hanya perlu memasukan uang/credit card dan mengambil kembaliannya dari mesin tersebut. Lagi-lagi semua serba canggih. Intinya orang-orang di sini dituntut untuk mandiri. Begitupun ketika kamu di Bandara semua mulai dari check in sampai masuk semua serba self-service.
Aussie English
Jangan heran ketika kamu sudah cas cis cus ngomong Bahasa Inggris di Indonesia kemudian sesampainya di sini kamu tidak ngeh apa yang orang-orang katakan. Atau bahkan terjadi salah paham. Itu sangat biasa terjadi. Orang-orang Australia terkenal dengan Bahasa Inggris singkatan, seperti G’day(salam seperti ucapan hello), Aussie(An Australian), Brekkie(Breakfast),  Veggie (Vegetables), Mozzie(Mosquito), dan masih banyak lainnya yang sekilas pertama kali kamu dengar bias jadi kamu bingung dibuatnya.
Tentunya banyak hal unik yang bias ditemukan di sini. Namun bukan berarti semua ini baik atau bahkan buruk, Tidak. Semua hanya berbeda. Setiap negara menpunyai keunikan dan budayanya masing-masing, begitupun Indonesia.


*Tulisan ini pernah dimuat di Harian Pagi Surya

Saturday, July 2, 2016

Menulislah Nak!

Posted by Upiet at 2:07 PM 0 comments
"Menulislah Nak!, walau masih cuma bisa numpang eksis poto di koran"


Gatau sejak kapan aku mulai jatuh cinta sama yang namanya "nulis", walaupun nulisnya cuma isinya curhat colongan. Hehe. Yang penting nulis!.  Nulis itu butuh kemauan, sehebat apapun kamu, sekece apapun tulisanmu tapi kalau gak ada niat buat nulis yah gak bakal jadi. Yah to? Daaan, sepertinya aku adalah orang yang demikian, dimana mau nulis aja ogah2an dan nunggu mood baik dulu. heheu. gak baik ini. :D

Aku mulai mengenal dunia nulis menulis sejak ikut2an temen2 kece masuk UKM Penulis sewaktu S1 dulu. Maksud hati ingin banget memperdalam ilmu kesastraan, seperti dunia pernovelan, cerpen, puisi dan kawan2nya itu, Agak malu soalnya masuk fakultas sastra tapi gak ada nyastra2nya. Hehehe. Walhasil, gak jadi masuk departemen sastra, malah masuknya di LPM nya. Yah demi apa setiap hari berkutat dengan report mereport, bikin berita, dikejar deadline tulisan. Padahal motivasi gabung di pers ini karena pdl LPM SIAR waktu itu per keren banget, kayak crew Trans TV gitu. Hlahh kan? :D. Tapi bersyukur banget bisa gabung sama tim LPM Siar yang kece badai. Ide2nya luar biasa. Kritis abisss. Dannn, aku merindukan diriku masa itu. heheu. Entah seneng banget kalau pas kita ngliput trus tulisannya dipublish di buletin SIAR. Paling seneng lagi kalo ada inisial "pit"di akhir laporannya. Euhh.. hahah gak penting sih.

Ngomong soal nulis menulis, bagiku nulis merupakan penyelamat kelangsungan hidup semasa S1. Hlah kenapa? Terinspirasi dari temen yang mulai publish tulisan2 mereka di media, seperti koran, media online kayak Kompasiana, dll. Iseng2 nulis terus kirim2 ke media. Elahdalah, ternyata gak dimuat. Asli rasanya nyesek banget kalau tulisan kita itu gak dimuat. Ngerasa banget kayak ditolak nikah calon mertua, haiyahh. hahah. Asli jujur banget, langsung down, ehh jadi males mau ngirim2 lagi.

Dan suatu hari, aku baru tahu kalau tulisan kita yang dimuat di media masa itu bisa "dicairkan"di kampus. Setiap tulisan yang dimuat oleh Mahasiswa UM, maka kita akan mendapatkan "sedekah"untuk uang kuliah kita. Dari sini mulai agak termotivasi. Maaf bukan tujuannya cari royalti. Eh iya sih dikit. Dan jeng jeng, masih ingat betul tulisan yang terkirim ke Harian Surya kala itu dimuat. INI TULISAN PERTAMA, Taulah pasti seneng banget. Inget betul waktu itu pas tengah malam Mbak Henyul datang ke kamar, langsung kasih salaman "Mbak upit, selamat", wehh selamat apa ini?, "Selamat tulisanmu dimuat", hwaaaa sumpahhhh aslii, pengen nangisss terharuuu. Eh eh lebai. Hehe. Wah intinya seneng pake banget. Mbak Heni ini suhunya kirim megirim tulisan di media. Banyak belajar dari Mbak henyul, dan sampai2 virus nulis ini disebarkan oleh mbak henyul buat anak sekosan. Kece pokoknya. hehe. Sampai2 sering saing2an tulisan. hari ini Mbak henyul dimuat, besoknya aku, besoknya mbak yul, besoknya ku. Dan yang paling seneng ada kabar2 pencairan uang tulisan. hehe. "Mbak hen, boleh tanyai punyaku udah cari belum?". Yah sekilas begitulah.

Dari situ, mulai terlatih. Terlatih walau kadang nulis gak dimuat. Terlatih nulis dari tulisan2 temen. Kebanyakan temen2 UKMP adalah orang2 yang aktif nulis di media. Satu persatu tulisan di muat. Entah saking senengnya, setiap tulisanku dimuat selalu aku pajang di tembok. Sampek agak penuh. hehe. Oh ya, kembali ke topik "sedekah"nya UM. Alhamdulillah saya adalah mahasiswa BidikMisi dimana kuliah full dibiayain oleh negara juga dapat uang bulanan. Yah kadang uangnya cairnya amat sangat agak terlambat, kalau uangnya cari setiap 3 bulan sekali, yah biasanya carinya di akhir bulan. Dan muter otak gimana caranya buat bisa bertahan salah satunya dengan nulis. Maaf kalau motivasi nulisku agak komersil yah? hehe, Nyatanya tahun2 akhir saat berjibun sama yang namanya sekeripsiii, duh jadi inget. hehe. Ngerasa aja tahun ini tahun penghabisan uang kuliah. Salahnya aku sih sok2an bikin media yang pastinya gak makan uang dikit. Waktu itu setiap tulisan kita dimuat bisa dicairkan dalam Rp. 100.000. Uang yang sangat berharga banget buat mahasiswa seperti saya ini yang mencoba menutupi kekurangan ini itu. Gaji jadi tukang riwa riwi di jalan untuk ngelesi rasanya pas2an banget. Alhamdulillah, dengan nulis banyak sekali rejeki yang datang. Mungkin ini bisa buat inspirasi adik2 UM yang ingin menyelamatkan kelangsungan kuliahnya tanpa ngrepotin orang tuanya. eheh terutama adik2 Bidik Misi. Bolehlah ya dicoba. :D

Terus soal inspirasi menulis. Banyak yang bilang nulis itu butuh inspirasi. Yaps betul bingitttss. Entah semangat nulisku waktu itu udah kelewat batas kali ya? Saking semangatnya setiap minggu ditargetin minimal satu tulisan dimuat. Eh jangan dikalkulasi sebulannya ya? Alhamdulillah pernah hampir ngecover uang bulanannya Bidikmisi hloh. Allah memang baik :D. Ada saja ide datang saat pikiran ini cupet, terlalu banyak mikir revisi, PPL, ngelesin. Ada yang paling aku inget pas pulang mgelesin malem2 sekitar pukul 9 atau 10 malam, naik motor sendirian. Uh bisa bayangin kan? Kasian banget ya? eheh. Waktu itu ada kecelakan beruntun, brakk brakkk brakkkk pas didepan ku guys. Ngeri pas lihat yang naik motor itu "mencelat", dan terdampar. Asli ngeri banget sampe bikin deg-degan pas nyetir. Asal muasal ternyata ada jalan yang lagi diperbaiki disitu dan ada yang nerobos dan gak pas akhirnya ditubruk. Seketika waktu sampe kos inget kejadian itu dan gabisa tidur, well akhirnya kutulislah curhatanku itu, dan ku kirim di laman opini. Dulu masih ngetren nulis opini di laman "lapor cak"nya surya ini. Banyaklah pokonya inspirasi muncul tiba2 yang bisa dibuat tulisan. Apalagi yang suka berorganisasi tuh, tentunya banyak event2 kece yang hits dan sayang kalau gak diekspose kan? So buat adik2ku tercintah, ayo mulai nulis yokk. :D

Dan nulis kayaknya udah jadi hobby kala itu, selain ada niat untuk mencari "sedekah"hehe. Yang bikin sedih itu setelah lulus,  Motivasi nulis sepertinya udah mulai kendor, kalau dulu aktif banget sampe2 ngumpul banyak dalam sebulan. Setelah lulus nulis satu tiap bulan aja beratnya naudzubillah. Mungkin karena gada motivasi "Sedekah"kali ya? Astaghfirullah. :D. Tapi waktu itu sepertinya motivasi udah agak berubah, jadinya nulis itu untuk numpang eksis poto dikoran. Hhehe. Hampir tiap kirim tulisan, fotonya beda2 terus. hihi.Dan yang bikin terharu itu ketika tulisan dimuat, tapi statusnya sama bu editor masih di tulis mahasisi UM padahal udah satu tahun kepungkur jadi lulusan UM. Mungkin karena udah kenal sama bu Editor. :D. Jadi dulu sempat ketemu sama editor Harian Surya ini, namanya Bu Tri Hatma Ningsih, Sejak kenal beliau, insipirasi nulis makin getol. Yah meskipun tulisannya masih tulisannya "cabe2"an. Haha. Sampai2 ketagihan kalau lagi main kemana terus ada yang unik, cuss ditulis. Tapi entah sekarang nulisnya jadi males, heuheu. Mungkin butuh seseorang buat menginspirasi kali ya? eahh. Haha.

Yah intinya, nulis itu gak harus langsung keren. Nulis itu butuh kemauan. Butuh proses. Kalau mau nulis di media, siab2 ditolak dan gak dimuat. Nulis juga butuh inspirasi. Percayalah, nulis itu mbois hloh gaes. Gak percaya? Coba nulis trus kirim di media, jangan lupa kasih foto terkecemu. Pasti kalau dimuat kamu bakal kegirangan kayak habis dapat pacar baru. Haha. Terutama buat adik2 dan kakak2 yang kuliah di UM. Buktiin sendiri. :D


Thursday, June 30, 2016

Keluarga Besar Awardee LPDP Adelaide

Posted by Upiet at 12:49 AM 0 comments
Alhamdulillah,
Anugerah terindah yang kesekian untuk bisa berkumpul dengan orang-orang kece dari berbagai asal dan profesi dari Indonesia ini, tentunya dimana lagi kalau bukan di tanah rantau, Adelaide. Kesempatan yang warrrrbiasahh bisa kenal mereka, dan kenal kamu pastinya, heiihh apasih. hahah


Adelaide, 26 June 2016.
Lurah LPDP di Adelaide, kang Arham sengaja mengajak kami berkumpul dalam rangka silaturahmi dan peresmian lurah baru kami, Kang Yanuar. Jika selama ini kami cukup dekat lewat wasap, nah kemarin kami didekatkan lagi lewat buka bareng di Cafe Gembira-nya Wak Ukar. Ketemu dengan keluarga2 baru itu rasanya, erh entah rasanya nanonano. Intinya, kita bisa berbagi dengan yang lain itu udah lebih dari cukup. Cukup bikin iri kadang tentang apa yang sudah mereka capai selama ini. Pokoknya, mereka orang2 terkeren yang pernah ku temui. heheh #lebai ya? Mereka menginspirasi sangattt wes.

Kalau tahun lalu katanya awardee LPDP di adelaide cuma sekitar 10 orang, sekarang sudah berlipat-lipat. Alhamdulillah ya? :D. Di Adelaide sendiri, terdapat tiga kampus besar dimana para Awardee LPDP tersebar, Adelaide University, Flinders Univesirty, dan University of South Australia (Unisa). Semoga semakin bertambah tiap semesternya, supaya keluarga Awardee LPDP di Adelaide makin besar.

Ini kali kedua pertemuan Awardee LPDP di Adelaide yang pernah kuikuti. Dulu awal-awal di sini, senior2 awardee mengadakan barbecue party dalam rangka menyambut kedatangan awardee baru. Kali ini pengakraban buat yang baru juga buat yang akan BFG dan kembali ke tanah air seperti kang Arham dan Mas Iqbal. Jadi teringat topik seminar masa2 PK, "Aku pergi untuk kembali". Kami datang ke Adelaide untuk pergi, jika tugas kami di sini usai kami akan kembali ke Indonesia untuk mengabdi dan berbagi apa yang kami dapat di sini.
 
Kemarin ketemu sama Ma'am Yusni, salah satu dosen sasing di UM. Beliau ini bisa dikatakan sebagai penyelamatku di LPDP yang mengantarkanku bisa ke negeri kangguru ini. Pasalnya, disaat kalut mau kuliah dimana, teman saya menyarkan untuk mengontact ma'am Yusni dan membuatkan surat rekom ke LPDP tentang Adelaide Uni.  Gak pernah sedikitpun kebayang bisa sampai di sini, apalagi kuliah di Adelaide. Jika selama ini mimpinya bisa ke Melbourne, tapi nyatanya Allah memberikan yang terbaik untuk bisa kuliah di Adelaide. Semoga aku bisa istiqomah di sini, dan lebih rajin lagi.

Tapi ada satu hal yang bikin baper kalau lagi asyik kumpul gini, sebagian dari mereka sudah pada berkeluarga. Haha, sudah pasti tahu rasanya kalo lagi jomblo, eak. heheu. Eh seengaknya kalau gak ngobrol sama ibu2 istrinya mas2 awardee, bisa main2 sama anak2nya. Yah tapi segitunya banget ya?
Wait wait ini kok malah curhat.

Well, sekilas itulah yak. Hehe. Intinya seneng banget bisa berbagi dan mengakrabkan diri dengan keluarga Awardee LPDP di Adelaide. Semoga kita bisa saling menyemangati satu sama lain dan saling mengingatkan untuk tidak lupa arah jalan pulang. Hehe.

Sekian, dan salam dingin dari Adelaide.

Adelaide,
Winter 2016

Wednesday, June 29, 2016

Kasih Terhalang Adat

Posted by Upiet at 11:50 PM 1 comments
Adelaide, 20.06.16
2.20 AM

Bukan Hayati dan Zainuddin saja yang kisah cintanya tidak direstui karena perbedaan adat. Hampir di seluruh Indonesia punya adatnya masing-masing terkait urusan yang satu ini. Begitupun dengan Jawa. Mungkin banyak yang mengira nikah itu asal kamu mau dan dia mau lantas bahagia menuju ke pelaminan. Noooooo...

Tidak sedikit yang tau bahkan yang mungkin merasakan pahitnya kegagalan menikah karena perkara adat. Banyak sekali kepercayaan orang Jawa yang masih dijaga sampai sekarang terutama para tetua yang dipercaya untuk masalah perjodohan. Mungkin banyak yang mengira, "hello jaman sekarang masih percaya gituan? Kuno banget sih". Nah kan.

Penjodohan berdasarkan tanggal lahir atau orang jawa biasanya bilang "weton" merupakan salah satu alasan fenomenal yang sampai sekarang masih bisa dikatakan sebagai momoknya para calon2 yang akan segera menikah. heheu. Udah deket dengan "calon", eh gak jadi gara2 tidak cocok. Uhh, nyesek gak sih? *curhat hehe.

Para tetua yang paham ginian percaya terhadap hitungan weton itu masih kentel banget. Biasanya mereka menghitung weton dari pihak perempuan dan pihak laki. Kemudian dihitung2. Dannnnn,,, keputusannya cuma dua: Jodoh dan Tidak berjodoh. Pastinya aku masih gagal paham tentang hitung menghitung ini apalagi untuk percaya. Mereka bilang jika hasilnya bagus maka kedepanya mereka hidup bahagia kalau tidak cocok yah berarti banyak celaka. Well, bisa dikatakan sepeti ramalan gak sih? Hayo masih percaya beginian? Syirik kan? Kalo gak percaya, kena sidang tetua karena melanggar adat? Then how?

Nyatanya banyak sekali versi adat Jawa yang mungkin bisa dikatakan "memperibet", erhh #apasih, intinya mempersulit perjodohan. Ada yang percaya menikah harus mempertimbangkan arah rumah, gaboleh berseberangan, hadapnya rumah gak boleh gini gaboleh gitu. Ada lagi yang percaya anak pertama gaboleh nikah sama anak pertama, anak kedua, ketiga dan kesekian, hlahh terus bolehnya sama yang mana? heuh. Belum cukup itu, yang paling agak konyol dalam hidup, termasuk hidupku, ahha, perhitungan nama. Ini asli bikin galau seumur2. Hitung dihitung nama gue sama si calon misalnya, misal, dan ternyta tidak cocok dan orang tua percaya. Matihhh ajaaa sudahhh.

Dari dulu aku paling anti kalo urusan adat yang satu ini. Aku ingat betul kata guruku sewaktu MTs dulu, "Nikah itu bukan berdasarkan ketepatan hitungan tanggal, yang diprediksi ini itu, apalagi hitung hari menikah. Nikahlah dengan cara yang Islam ajarkan. Insya Allah hidup kalian bahagia", yah sekilas seperti itu, eheh. Anak SMP udah dikasih tahu macam itu, itu dulu masih polos2nya, kagak ngerti2nya. Entah akhir2 ini baru teringat dan ngerasain.

Maaf kalau bahasan ini makin gak penting. haha. Cuma sedih aja gitu, cuma alasan gitu aja gajadi nikah kah? Hemm, belum jodoh kali yak? Hehe. Entahlah. Lantas, apa reaksi seseorang yang tidak percaya tentang ini? Terutama dia bukan dari Jawa yang tentunya tidak mau cerita kasihnya dipersulit karena adat. "Kamu mau menikah saja ribet, Yasudah kamu nikah saja dengan adatmu yang meribetkanmu itu", ini kata2 yang paling ngejleb yang pernah aku denger. huhu. Lagi, "Hello, kamu itu udah belajar jauh2 ke negri orang loh, masak masih percaya mitos sih?, Terpukau aku.

Makin galau kian menjadi2. Menangis sesengukan rupanya tidak bisa mengubah semuanya, apalagi orang tua sudah bilang "Tidak". Sebernernya yang mau nikah siapa yang ribet siapa? Terkadang kesal, ketika cerita kasihmu selain terhalang adat yang berujung tidak direstui orang tua. Itu asli menyedihkan. Padahal aslinya mereka tahu akibatnya terhadap si anaknya. Beban itu pasti,trauma itu jelas. Bukan sekali dua kali, ketika dekat dengan orang, masalah weton dan tetekbengeknya ini seperti menjadi tembok besar yang harus dihancurkan sebelum lebih dekat lagi. Tidak jarang aku temui akibat gagal perjodohan, banyak dari mereka yang akhirnya tidak mau menikah, menikah tua, intinya udah capek diatur ata yang mengikat, bisa dibilang bagi kaum yang terdidik ini aneh banget dan gak masuk akal. Naudzubillah, ya Allah. Semoga aku bukan yang demikian.

"Terus aku harus gimana?"
 

Monday, June 27, 2016

Kun Anta, Upit!

Posted by Upiet at 8:55 PM 0 comments

Wanita seperti manakah yang membuat orang lain terkesima olehmu?
Wanita yang suka berdandan kah?
Wanita yang pandai memasak kah?
Wanita yang capek2 jauh kuliah di luar negri kah?
Wanita yang SEMART dengan segudang prestasi kah?
Wanita yang punya kerja mapan kah?

Bagaimana kalo dengan wanita polos, kadang pemalu dan yang masih terkesan seperti "bocah"? Kesana kemari hanya dianggap seperti anak kecil. Bisa apa? Bisanya cuma alay, suka pecicilan, begejekan ndak karuan, kadang sok manja, ngambekan, diklaim suka mengeluh, ngalor ngidul yang diomongin itu2 aja dan katanya dibilang sok ambisius. Bukan terkesima lagi, illfeel pasti orang dibuatnya.

Terang saja, terlalu banyak tipe wanita keren dan mbois di dunia ini. Tentunya dengan segala keunikan yang tidak dimiliki yang lain. Aku sempat terharu ketika ada ada mbak2 atau ibu2 yang berpakaian santun. Menutup aurat dengan balutan busana dan lilitan hijab di kelapanya. Ayu banget kalau di pandang. Adem banget rasanya di hati. Ditambah lagi mereka suka mengaji. Duh, surga dunia banget yah. Terkadang sempat terpikir, kapan aku bisa seperti itu? Bisakah aku? Aku bingung bagaimana cara memulainya. Akhir2 ini semenjak sering ikut2 kumpul dengan ibu2, erh dengan para wanita2 indo di Adelaid maksudnya, hehe kok aku ngerasa banget aku ini paling beda dari yang lain. Entah mereka yang mayoritas udah menjadi istri dengan dandanan yang demikian (pakai rok, anggun, lembut dsb) bener2 bikin hati terketuk. Harus nikah dulu yak biar bisa kayak gitu? Hahah. Ah, wanita banyak pula macammu. Aku bisakah sepertimu?

Kalau bahas2 gini, jadi keinget salah seorang temenku yang kebetulan satu pelatihan dulu di UPI. Kebetulan ada satu tutor perempuan di sana. Ketika diajar sama beliau, temanku yang duduk bersebelahan denganku ini berbisik, “Ntar kalau aku udah nikah, istriku mau tak bikin kayak dia, adem dilihat”. Sontak aku langsung bertanya, “Hlah kenapa?”. Alasanya simple, karena ibu ini sangat sederhana, gak neko2 dalam berpakaian berdandan, sudah cantik, cerdas, bajunya tertutup, dan ngomongnya halus. Intinya, menjadi wanita sederhana itu luwarbiasahh katanya. Hemmm, Bisakah aku?

Jawabannya cuma satu,
Kun Anta, Pit!

Siapapun mereka, menjadi apapun mereka, seperti apapun mereka, wanita tetap wanita.
Wanita harus tahu bagaimana cara memasak.
Wanita harus tahu bagaimana berbakti kepada orang tua dan suami, erh nantinya. Hehe
Wanita harus tahu bagaimana mendidik anaknya.
Wanita harus tahu bagaimana mengurus ini itu.

Jadilah dirimu sendiri. Wanita itu hebat hloh. Kamu juga hebat. Jangan menjadi orang lain dalam dirimu. Biarin orang menilaimu seperti apa, ambilah yang kiranya itu baik. Tetap berusaha lebih ya?
Semoga kamu segera mendapatkan yang terbaik pula.





Adelaide, 27.06.16

Monday, April 11, 2016

24 is yours, Pit!

Posted by Upiet at 9:23 PM 0 comments
Adelaide, 11 April 2016

Alhamdulillahirobbilalamin.....

Terima kasih ya Allah, atas umur dan nikmat berkah yang sudah Kau beri berlimpah-limpah ini.
Melebihi apa yang selama ini saya minta.
Melebihi apa yang saat ini aku harapkan.
Kebahagiaan, pengalaman, ilmu, keluarga, sahabat, teman dan tempat di mana kaki ini berpijak, Sungguh terimakasih banyak Ya rabb.
Terimakasih untuk hari ini.
Hari ini genap 24 Tahun.
Usia yang tak lagi muda.
Semoga semakin baik akhlakku.
Semoga semakin kuat imanku.
Semoga lancar diriku dalam menuntut ilmuMu.
Beri aku kekuatan dan kesehatan, Ya Rabb.
Beri aku kesabaran.
Beri aku kesempatan untuk bisa lebih baik.
Lancarkan segala urusanku.
Dekatkan pula jodohku.
Dewasakan aku.
Bimbinglah aku.
Satu lagi, titipkan rinduku untuk bapak ibukku.
Tolong jaga dan beri kesehatan mereka Ya Rabb.
Aku rindu mereka.
Sungguh.
Semoga segera dikabulkan mimpi-mimpiku bersama bapak ibuk,
segera.
Amin.

Sunday, April 3, 2016

Jangan Lupa Bahagia, Nak!

Posted by Upiet at 11:20 AM 0 comments

Bahagia? apasih bahagia itu? mungkin salah satu bahagia itu ketika kita bersama berbagi suka cita bersama teman kita kali yakk?

Gaes, huaah lama gak pake panggilan itu setelah dibully murid gueeh coii pas ngajar dulu. ahhaha. aku sering panggil mereka gaess, dan mereka suka niruin."Okay Gaes". heuhh.

Kenalin ini kawan sayo dari PADANG. Namanya mbak Shinta. Maunya panggil Shinta aja, gak enak tapi. hahah dia badanya lebih GEDE, jadi aku lebih menhormati orang yang lebih gede ini ceritanya. hihihi..

Pernah suatu  hari si Jammie tanyak gini, "Upit, Shinta said that you are older than her?. But why are SMALLER?", Gilakk... menohokk coii. wkwkwk,, jujura banget sih si Jammie ini. Uwalaah le toleee... lucukk.. hihih

Mbak shin ini patner masak TERSETIA di sini. Yahh hiya dong, wong tinggal seatap. huee. Hal yang mungkin bikin dia jengkel waktu masak karena gue suka cerewet. wkwkwk. Mbak shin ini baik banget sih. huhu. sering banget aku mintak ini itu.
"Mbak shin, ntar masak urap yo?"
"Apa itu pit"
"Errhh, semacam makanan dari Jawa"
"Pasti manis???"
hahah ini part2 yang paling gueehh suka. dia lama2 terkontaminasi masakan ala2 JAWA yang dibuat bukan dari ahlinya. kasian mbak Shin ini. ehheh. sering jadi bahan percobaan masakan aneh2 dan manis pulak. hehuu.
lain lagi kasusnya,
"Mbak shin, lamain dong kalo rebus biar gak keras"
"Mbak Shin aku kasih kecap yak dikit"
"Mbak shin ini kayak nya enak,"(nyatanya pait karena kegosongern"
"Mbak shin aku gak makan ikan asin wes yak, gatel hare"
"Mbak shin, enak gak?, " dan dia selalu jawab "ENAK PIT", entah dia jujur atau pura2 jujur. ahahhaha

Mbak shin ini orangnya terorganisir. Apa2 dicatet bro. RAJIN. gak suka males2an kayak aku. Mbak shin ini paling NGETEN wes kalo urusan matematik. Uang terutama. gampang kalo suruh bagian hitun menghitung serahin aja nih sama ahlinya. heheheu

Curhat. yueahhhh. satu2nya orang yang sering dijadiin tempat ngeluh. ehh bukan ngeluh, berbagi sedih dan bahgia lebih tepatnya. soalnya tempat yang biasa dibuat ngeluh udah gak mau nampung lagi sekarang. ahahah. menyedihkan. CURHAT MASALAH JODOH, NIKAH, DAN PULANG KAMPUNG, jiahhh baru aja 2 bulan di sini itu2 aja bahasanya. paling gakuat kalo urusan pulang kamung. ini yang bikin galau. ahhah
"Pit, kalau taun depan kamu pulang aku pulang loh"
"Pit, kamu gaboleh nikah loh taun depan", "Ntar aku disini sama siapa"
"Pit, kamu jangan nikah dulu ya, tunggu aku duluan aja, biar ada temenku masak" jiahh ini yang paling menohok. wkwkwk

Mbak shin ini saksi tunggal ku kalo lagi nyasar. kita sering naik bus da nyasar. keblabasen entah sampek kemana. yang paling ekstrim waktu mau CAMPING. hahah. maafkeun dakuuu mbak shin. hehehe

AKu pengen belajar bahasa PADANG sama mbak shin ini. "lamak bana", "rancak bana", dll. erhh lainnya lupa hahaha. ah mbak shin jangan lupa kita terus bahagia ya di sini. terimakasih sudah menjadi "teman" gueh. ahahha


I AM NOT LONGER YOUNG

Posted by Upiet at 10:38 AM 0 comments

2016, Tahun ini udah 24 tahun kakak. ehhe cepet banget yak. Udah ngapain aja selama itu kamu pit? Udah bikin apa aja kamu pit? Udah bahagianin orang tua mu belum pit? Udah siap nikah kamu taun ini?. Hwaah pertanyaan ini, sungguh bikin baper kakak. heheh

24 Taun yakk?? kok kamu masih kayak bocah gini sih? kagak ada keliatan dewasa2nya. hayoo kudu gimana dong? Akk menyedihkan. :( 

Pit, 24 tahun tuh gak lagi muda loh. Gak seharusnya maen kayak cabe2an gitu. Gak seharusnya pose sok imut kayak bocah SMP gitu. Gak seharusnya suka ngeluh. Gak seharusnya baperan. Kamu udah gede. Mikir dewasa dikit pit. SIKAP mu tolong diubah dong!. kamu gaboleh sering2 manja2 gitu. LUU udah gede pit. Pliss stopp being "ALAY".

Pit, kamu tau kan temen2mu pada udah punya pasangan. udah nikah tuh. kamu kok masih sante2 aja sih? gada yang mau kali ya sama "bocah" ingusan kayak kamu? heheu. Atau kamu suka pilih pilih kali pit? Ya gak tuh? Tolong pit mulai mikir keras soal ini juga yes? :D

Pit, kuliahmu lancar gak tuh? kok kamu males2an gitu sih? kamu udah dibiayain negara loh. kok suwante gitu. dikit2 tidur. liat tuh temen2mu pada rajin semua. kok sak enak e dewe gitu. Pit 24 taun bukan waktunya sante2an pit. Ubah dong kebiasaanmu itu!

Pit, katanya kamu suka masak sekarang nih? ciehhh siap2 ke tahap jadi ibu RT yak? hahah. Bagus pit, ditingkatin yah. Penting mah bisa masak dulu. urusan rasa mah nomer sekian yak? wkwk. Sadis banget. Keep cooking yak.:D

Oya Pit, 24 taun kamu pengen ngapain aja? list dong planning mu. gak pengen tuh kamu ikut konferensi ke Jepang? ke UK? ke US?. nabung nduk yaakk. belajar nulis2 paper gitu, jangan maen hp muluk. maen curhat2an muluk. Hayookk, be active dikit dong!

Pit, kamu di Aussie udah kenal siapa ja? cari temen dong biar gaul dikit, masak cuman itu2 aja sih. banyakin netwroking nduk. banyakin ikut2an events dong. masak tiap hari mentok maenya ke Rundle Mall sih. ah kamu, percuma dong jauh2 kesini bisanya gitu doang.  malu lah. 

Pit, kamu kok keliatannya sedih gitu. Kamu suka baperan yak orangnya? haha. ceilehh ada yang bikin hatimu berguncang kak, wihhh. :D. luapin yang gak baik, lupain yang gak bisa dijaga komitmenya. carilah yang ngetiin kamu. CARI YANG LEBIH DEWASA. jangan cari yang seumuran. jangan cari yang bocah jugak. banyak maen muluk entar kamu. Percayalah nduk, inget targetmu yak. 24 Taun loh sekarang. :)

Pit, 24 taun agak ngeri loh kalo kamu cuman duduk manis di kursi merah kamarmu itu. Udah cepet bangun, mandi sana. 

Semangatttt ya pitttttt.... 
24 now is yours.
be mature!
you are not longer young again, kid!




Thursday, March 31, 2016

You Must DO THIS when Visiting, Adelaide, SA

Posted by Upiet at 4:27 PM 0 comments
Sisi Kotaku, Adelaide
Adelaide merupakan salah satu kota besar di Australia yang katanya jauh lebih nyaman dan tenang pun tak seramai Melboune dan Sidney. Jika kamu salah satu penggemar Raditya Dika sudah pasti tahu kota ini. Yaps, kota yang berada di bagian selatan Australia yang dianugrahi dari nama Ratu Adelaide, istri Raja William IV ini benar-benar berhasil memikat hati. Sudut-sudut kotanya yang indah memang sayang kalau dilewatkan begitu saja. BAngunan-bangunan tua era abad 20 an masih kokoh berdiri di sepanjang kota Adelaide.
Lain Malang lain Adelaide. Jika di Malang saya terbiasa hidup dengan udara sejuk dan dingin kemudian datang saat Summer(musim panas)  memang benar-benar harus dipersiapkan dari awal. Tidak heran jika kemana-kemana menjumpai orang hanya mengenakan celena pendek, sandal, payung dan pastinya kacamata hitam.  Summer di sini benar-benar menyengat, jadi siap-siap kulit gosong kalo tidak pakai sunblock.  Bisa jadi suhu meningkat higga 39oC. Namun, Adelaide akan indah pada waktunya, terutama saat ini sudah mulai memasuki Autumn atau musim gugur. Ah, tak sabar menikmati indahnya daun berguguran di sepanjang jalan.
Oh ya, buat kalian yang ingin berjelajah ke seluruh kota Adelaide pastikan kamu memegang Metrocard(kartu untuk naik bus). Jangan kuatir jika kamu hanya ingin beberapa hari saja, kamu bisa menggunakan single-trip dengan harga 1.3 $ AUD saja. Bahkan kamu juga bisa menggunakan tram atau bus gratis untuk keliling kota Adelaide ini. BErikut tempat yang sangat recommended buat kamu kunjungi.
Free Zone alias Gratis
Jika kamu berkunjung ke Adelaide, pastikan kamu mengunjungi tempat-tempat yang sengaja ditujukan untuk kalian yang tidak mau merogoh kocek banyak. Mainlah ke Art Gallery SA dimana kamu akan menemui koleksi karya-karya seni masterpis terkenal. Juga Museum SA dimana kamu bisa menikmati peninggalan sejarah suku Aborigin. Jika kamu pecinta koleksi bacaan, rasanya wajib datang ke State Library SA. TEmpat yang sangat artistic bak bangunan Hogwart di film Harry Potter. SUngguh menakjubkan dengan koleksi buku tertata rapih di setiap sekat-sekatnya. Ketiga tempat tersebut saling berdekatan, jadi cukup dijangkau dengan jalan kaki saja.


Art Gallery
Lagi, jika kamu pecinta outdoor, mainlah ke Park alias taman. Di sini sangat sering dijumpai orang-orang bule yang lagi ngobrol santai di taman-taman. Biasanya saat weekend mereka sering mengadakan Barbeque Party. Botanic Garden, Bonython Park dan banyak lainnya yang recommended banget di sini. Terutama Botanic Garden, tempat favorit para wisatawan saat musim gugur ini paling tidak boleh ditinggalkan jika kalian ingin menikmati star leaves berterbangan dan gugur. Atau kalau kalian suka “Mantai” terutama di musim panas seperti sekarang, pantai merupakan pilihan favorit orang-orang sini untuk menghabiskan weekend mereka. Ada Glenelg  Beach, Henley Beach, West Beach dan masih banyak pantai di sini yang sangat mudah di akses karena Adelaide sendiri berada dekat pantai, pesisir pantai lebih tepatnya. Cukup akses dengan bus atau tram kamu bisa menikmati indahnya sunset di malam hari. Kamu juga bisa mengunjungi Victor Harbor. TEmpat di mana kamu bisa melihat penguin secara langsung. Bisa juga berjelajah ke Granite Island. Bisa juga menyewa  kereta kuda dengan ditarik. Tentunya semua gratis. Anda tertarik?


Shopping Area
Jika kamu suka shopping, Adelaide punya sejuta tempat belanja dari yang murah hingga yang berkelas.  DAtang saja ke Rundle Mall, life-city yang beroperasi dari jam 9 pagi hingga jam 7 sore ini amat sangat ramai pengunjung. Tidak hanya untuk berbelanja di deretan mall-mall sepanjang Rundle st, mereka biasanya nongkrong asyik dan ngopi di kursi-kursi yang sudah disediakan. Sesekali ada hiburan live music gratis bahkan show-show unik tertentu. Jika kamu datang ke tempat ini kamu benar-benar merasakan kalau kamu sudah berada di Luar Negeri. Twin Balls merupaka iconic dari Rundle mall ini. Kmart merupakan salah satu tempat yang lumayan terjangkau harganya.
Tidak hanya itu kamu juga bisa datang ke Harbour Town, atau kalau orang Indonesia yang di sini menyebutnya Harto. Deretan Mall yang memasang harga jauh lebih murah di bandingkan Rundle mall memang benar-benar tak pernah sepi pengunjung. Ada juga Salvos Stores yang tersebar di bebebara tempat di Adelaide juga memikat hati warga sini. Salvos Store merupakan tempat penjualan barang second-hand tapi kualitas tak kalah berkelasnya. Tempat ini merupakan salah satu tempat yang memiliki misi untuk Charity. Tempat yang dikelola oleh badan Army Australia dimana hasil penjualannya digunakan untuk keperluan amal. Banyak tempat tempat belanja yang serupa, seperti Red Cross Australia, dimana hasil penjualanya digunakan untuk kegiatan donor darah.
JIka kamu suka diskon, tentunya diskon di sini benar-benar berbeda dengan Indonesia. Datanglah ke Sunday Market. Kamu bisa mendapatkan satu bag besar barang-barang dengan hanya 10$ saja. Prinsipnya siapa cepat dia dapat. Jangan kaget kalau kamu datang ke sini sudah berjibun orang yang antri. Satu lagi, Central market. Di sini kamu belanja aneka buah dan sayur. Central market atau biasanya disebut CM, merupakan pusat pasarya orang Adelaide. Tempat ini membuka obral diskon gila-gilaan menjelang tutup pada hari sabtu sekitar pukul 1-3 siang. Dimana kamu akan memborong barang murah dengan bandrol 1$ saja untuk seplastik kentang, buncis, buah, bawang, cabai. Gimana murah bukan?

Festival
Dikenal sebagai Kota Sejuta Festival, Adelaide menyajikan hiburan istimewa untuk kalian yang berkung ke tempat ini. Baru-baru ini Adelaide Fringe yang diselenggarakan selama ferbruari sampai maret menyajikan ribuan artis dai berbagai bidang seperti komedi, teater, visual dan digital art. Kamu juga bisa menikmati indahnya gedung-gedung tua yang dihiasi lampu animasi dengan cerita tertentu. Berikut foto Adeliade Illuminations.  

Beberpa minggu lalu juga ada CLipsall 500. Saat ini aja juga WOMAdelaide, dimana kamu bisa menikmati raturan konser music dari seluruh dunia. Di sini juga disediakan tempat khusus untuk menikmati festival seperti Adelaide Festival of Arts, Adelaide Festival Centre, dan Adelaide SYmphoni Orchestra.Tentunya masih banyak festival menarik lainya di sini. Dijamin tidak nyesel datang ke kota ini.
Kangguru
KAngguru, siapa yang tidak kenal iconic Australia kali ini. Saya sempat menikmati wisata gratis berkunung ke Urimbira Wildlife Park saat dalam rangka Orientation week di University of Adelaide. Pertama kalinya melihat kangguru, memberi makan, berfoto dengan kangguru memang benar benar momen yang wajib hukumnya jika datang ke Austraia. Di Australia, tepatnya di Adelaide banyak sekali tempat-tempat untuk bisa menikmati dan bermain bersama binatang khas aussie seperti kanguru, walabi, dan emu. Kamu bisa datang ke Adelaide zoo, atau yang paling terkenal itu adalah Kangoro Island. Di sini kamu juga bisa melihat langsung penguin juga dolphin. 
Kota Kampus
The University of Adelaide, Flinders University, University of South Australia(SA), merupakan 3 kampus besar yang paling sering diburu oleh mahasiswa Luar Negeri terutama Indonesia. Ketiga kampus ini sangat mudah dijangkau oleh mahasiswa. Tempat-tempat tersebut benar-benar memfasilitasi mahasiswa dengan kecanggihan teknologi yang luar bisa. Semua serba teknologi. Dilengkapi dengan sumber belajar yang mumpuni, mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri. Bagi pelajar Indonesia yang tinggal di Adelaide, SA mereka memiliki komunitas untuk menjalin silaturahmi di PPIA (persatuan pelajar Indonesia) SA. Banyak sekali komunitas komunitas pelajar Indonesia yang menyalurkan ilmunya di sini, seperti GoLive Indonesia. Tentunya banyak club-club lainnya yang siap menampung anda untuk menambah ilmu dan network dengan mahasiswa local maupun internasional lainnya. 



Rindu Indonesia?
Lama tidak makan makanan Indonesia? Kangen pedesnya nasi Padang? Nikmatnya makan semangkuk Bakso Malang? Atau Lalapan dan Nasi Kuning? Bakulan temptanya. Bakulan merupakan salah satu store yang menyediakan aneka makanan juga segala makanan dan bumbu asli dari Indonesia. Yah walaupun harga jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan harga di Indonesia, setidaknya rindu makan makanan Indonesia bias terobati kan?. Kalau ingin tahu menu-menu yang ditawarkan, cukup bergabung saja di group Facebook “Rombengan Adelaide”. Biasanya menunya di patok sekitar harga7-10$ seperti mie Ayam dengan harga 8$ satu porsi. Atau jika ingin berhemat ala anak kos, biasanya mahasiswa Indoneisa di sini sering catering makanan ke Bu Asanah, beliau asli Malang yang sudah menetap lama di sini. Harganya cukup terjangkau, setiap container perlu membayar 7$ saja. Jika tidak mau ribet, mampirlah ke Pondok Daun yang ada di Currie st. Di situ kamu juga akan menemukan segala macam menu ala Indonesia. Untuk belanja keperluan masak bias dating juga ke Asian Grocery, dan harganya pun cukup terjangkau oleh mahasiswa.
Kalau Lebaran? Atau Tujuh Belasan Hari Kemerdekaan? Bagi yang muslim, di Adelaide juga ada masjid jika ingin menunaikan sholat Jumát misalnya. Namun masjid di sini hanya 1 atau 2 saja, beda jauh dengan Indonesia. Rindu suara adzan itu sudah pasti. Adelaide Mosque merupakan salah satunya. Banyak pelajar Indonesia yang sengaja dating ke sini untuk sholat dan bertemu muslim lainnya.
Independent Day atau hari kemerdekaan juga dirayakan di sini. Banyak warga Indonesia yang katanya setiap tanggal 17 juga ikut memeriahkan acara ini. Dengan mengenakan beberapa pakaian adat Indonesia tentunya. Tidak sabar rasanya untuk ikut berpartisipasi di acara tujuh belasan Agustus mendatang.

                Begitulah, sisi kota kecil di ujung selatan Australia. Banyak tempat lainnya yang cukup menarik tentunya. Jika ingin sekedar berlibur, siapkan tiket jauh-jauh hari. Cari promo tiket ke Adelaide dari Bali, biasanya jika beruntung kamu bias mendapatkannya dengan harga 1 jutaan saja. Tunggu apalagi?

Monday, March 21, 2016

Hidup ini Lucu

Posted by Upiet at 9:29 PM 0 comments
Adelaide, 22 March 2016,
01.03 a.m


Hidup ini lucu.
Biasanya ada mengganggu dan mengeluh di setiap waktu, tetiba ia menghilang.
Hidup ini lucu, bahkan lebih.
Di saat kamu sedang resah, ada saja yang datang,
sekedar untuk mengusik, pun menggelitik.
Hidup ini makin lucu.
Kamu tahu rasanya ketika ada kawan yg kian lama tertelan zaman, seketika ia muncul lagi
hanya bertanya "kamu masih makan nasi di sana?"

Entah, hidup ini makin lucu.
Ketika yang satu mengucapkan salam semangat untuk tidak mencuri waktunya (lagi),
Manusia setengah Jawa sejenak mulai merangkak jeli di lamunan malam itu.
Terpukau, ternyata hidup ini amat lucu.
Ada saja yang mengaku dirinya keren, namun sok malu untuk menatap kebawah.
Amat sangat lucu hidup ini.
Yang semula sedap memandang rupa datar dua dimensi di layar ponsel.
Bak tersihir menjadi ramuan kutukan.
Menatappun dibuat jijik olehnya.

Bukan main, hidup ini terlampu lucu.
Mata hati yang seharusnya terjaga sinarnya,
ternyata mati padam seketika,
dan sia-sia.

Alangkah lucunya hidup ini.
Semakin jauh jari jemari kaki merambat,
Semakin perih bekas kerikil yang menancap.

Lucu,
Seharusnya kamu tidak mengeluh.
Hidupmu, terlihat sekali seperti......
Sepertinya kamu tidak boleh ganggu anak orang dulu pit..... T.T




Waitttt, aku nulis apasih ini???
Akkkkk.... :(
pokonya hidup ini lucu.
terimakasi :*

Saturday, March 19, 2016

KANGGURUUUUUUUUUU (Victor Harbor Trip)

Posted by Upiet at 2:32 PM 0 comments
Belum afdol rasanya kalau sudah tinggal di Aussie tapi belum ketemu sama Kangguru. Yapss, salah satu ikonik Aussie ini memang bener2 fenomenal banget. heheh. Dan berkesempatan ketemu sama kangguruuuuu itu anugerah luar biasa yang pernah Allah berikan. hwaaa alay2 :D

Taraaa.....

Masih dalam rangka Orientation week(O'week) dari kampus, kebetulan waktu main ke ISCnya kampus ada tawaran untuk ikut Victor Harbor Program untuk mahasiswa internasional yang baru nyampek Aus. Sayang kalo mau dilewatin gitu aja. Waktu itu cuma bayar 15$.

Awalnya kita diajak maen ke Victor Harbour untuk mampir di Granite Island. Liat penguin di pinggir pantai gitu. Foto2 nih.
Granite Island
Sama Mbak Yulia, yang katanya mirip aku. ehhehe
Bareng duo China, Sofie and Elain

Kita juga sempet makan siyangg. huooooww.. kalo makan di sini emang luamayan mahal. Apalagi masih kebiasa ngonverse ke rupiah wkwkwk.. Coba liat, makanan ini kalo di converse ke Indo bias dapet 10 mangkuk Bakso loh. hihih.

Puas jalan2 dan kehujanan basah2. Oya, kemanapun kamu pergi usahain cek forcast dulu gaes. Di sini beda banget sama Indo. Kadang panas tang2, terus tiba2 hujan deres itu biasa brohh.. Sayangnya gabawa paying jadi  njedindil hahah.

Finally, arrived at Urimbirra Wildlife Park. Hwaa yang ditunggu2 akhirnya datang. Sebelum masuk biasanya kita beli makanannya kangguru dulu. Satu kantong seharga 1$. Di sini gada guidancenya. Jadi tinggal masuk aja terus ketemu dehhhh sama kangguru yang lagi asikkk lompat2.
Akkk lucunyaaaa. Kangguru yang ada di sini kebetulan yang masih kecil. Agak geli2 juga pas kasih makan si Kanggurunya ini. hihihi.

Kita juga ketemu sama koala. Koala itu BAIK, asal gak diganggu. kebetulan koalanya terbatas jadi kita cuma bias liat koala nya yang lagi manjat2 gitu. Sempet pegang bulunya lembut juga gaes. eheheh..

Di sini banyak juga sih hewan2 Aussie lainnya. YOU MUST BE HERE>
 

Upiet Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review